Menlu Iran Abbas Araghchi /FOTO Chatham House via Wikimedia CommonsJAKARTA - Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis, Inggris, dan Jerman sepakat untuk melanjutkan perundingan pekan depan mengenai isu nuklir.Tiga kekuatan besar Eropa mengancam akan mengaktifkan kembali sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Iran dengan mekanisme "snapback" jika Teheran tidak kembali berunding mengenai kesepakatan untuk mengekang program pengayaan uraniumnya yang disengketakan.Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul mengonfirmasi perundingan pekan depan dan memperingatkan Iran sanksi akan kembali berlaku kecuali jika Iran mencapai kesepakatan yang terverifikasi dan berkelanjutan untuk meredakan kekhawatiran tentang ambisi nuklirnya. Wadephul menegaskan kembali waktunya sangat singkat dan Iran perlu terlibat secara substantif.Media pemerintah Iran melaporkan Araghchi dan para menteri luar negeri Inggris, Prancis, dan Jerman sepakat perundingan dilanjutkan pada Selasa pekan depan. Perundingan diwakili masing-masing wakil menlu.Selama panggilan telepon tersebut, Araghchi menekankan “ketidakmampuan hukum dan moral negara-negara ini untuk menggunakan mekanisme (snapback), dan memperingatkan konsekuensi dari tindakan tersebut", lapor media Iran dilansir Reuters, Jumat, 22 Agustus.Trio Eropa tersebut, bersama AS, berpendapat Iran menggunakan program energi nuklirnya untuk berpotensi mengembangkan kemampuan senjata yang melanggar Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir. Iran menyatakan mereka hanya menginginkan tenaga nuklir sipil.Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), badan pengawas nuklir PBB, menyatakan Iran sama sekali tidak akan mengembangkan bom nuklir. Sementara Direktur Intelijen nasional AS, Tulsi Gabbard, mengatakan pada Maret, para pejabat intelijen belum menemukan bukti Iran sedang mengembangkan senjata nuklir.Republik Islam Iran menangguhkan negosiasi nuklir dengan Amerika Serikat, yang bertujuan untuk mengekang percepatan program pengayaannya, setelah AS dan Israel mengebom situs nuklirnya dalam perang 12 hari pada Juni.Sejak saat itu, inspektur IAEA tidak dapat mengakses instalasi nuklir Iran, meskipun Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, menyatakan bahwa inspeksi tetap penting.Iran dan tiga kekuatan Eropa terakhir kali bertemu di Jenewa pada 20 Juni, ketika perang masih berkecamuk dan hanya ada sedikit tanda-tanda kemajuan.Lembaga penyiaran pemerintah Iran mengatakan delegasi Iran akan berangkat ke Wina pada Jumat untuk bertemu dengan para pejabat IAEA. Namun, tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan.