Rupiah dan Dolar AS (Foto: Antara)JAKARTA - Pemerintah Indonesia sedang menjalin komunikasi intensif dengan United States Trade Representative (USTR) terkait tarif resiprokal atas produk ekspor Indonesia ke Amerika Serikat."Sudah, kita kirimkan list nya. Surat resmi Pak Airlangga ke USTR sama ke (Commerce Secretary Howard) Lutnick. Ada dua surat," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso kepada awak media, Kamis, 28 Agustus.Ia menambahkan bahwa saat ini pihaknya bersama Kementerian Luar Negeri sedang menyusun jadwal lanjutan untuk perundingan dan telah memulai diskusi awal secara daring dengan USTR."Beberapa hari ini, kemarin malam juga, kita daring. Daring dengan U.S.T.R. Kita dengan Kemlu dulu,” ujar Susiwijono.Menurutnya, perundingan dilakukan secara daring karena USTR masih menyusun jadwal akibat banyaknya permintaan dari negara-negara lain. Meski demikian, komunikasi daring tetap berjalan dengan baik."Cuman, kalau sudah mau membahas substansinya, itu yang mereka akan, kan di sana timnya juga ada yang teknisnya yang nanganin ini. Nah, itu yang nanti kita perlu selesaikan jadwalnya. Baru nanti, di September, entah minggu pertama, kedua, kita akan mulai in-person fisik ke sana,” tambahnya.Ia menambahkan beberapa kelompok produk yang diusulkan untuk memperoleh exemption atau pengecualian dari tarif 19 persen mencakup komoditas unggulan seperti kopi, kakao, karet, sawit, produk hortikultura dan agro lainnya. Serta termasuk produk padat karya seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), serta apparel yang telah diekspor secara signifikan ke AS."Jadi kayak TPT, aparel. Tapi kan selektif. Dan itu memang ada surat usulan dari mereka. Dari GAP ada permintaan supaya kita kirimkan, Ada dari mereka. Bukan industri, marketnya mereka," tuturnya.