Petani Tebu (Foto: Antara)JAKARTA - Pemerintah memastikan langkah penyerapan gula petani dalam negeri berjalan sesuai rencana guna menjaga stabilitas ekosistem pergulaan nasional. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa intervensi pemerintah melalui ID Food dan dukungan pendanaan dari Danantara merupakan wujud nyata keberpihakan kepada petani."Semangat produksi sedulur petani gula harus dijaga. Semoga langkah pemenuhan stok cadangan gula pemerintah (CGP) dengan penyerapan ID Food dan Danantara mampu menstabilkan kondisi pergulaan nasional saat ini," ujar Arief dalam keterangan tertulis, Kamis, 28 Agustus.Arief juga menegaskan bahwa impor raw sugar pada Maret–April 2025 semata-mata untuk memperkuat stok CGP dan tidak berdampak pada petani karena belum memasuki musim panen raya. "Pengadaan raw sugar yang sebelumnya pun dipastikan tidak ada fluktuasi yang berarti, karena telah tuntas sejak April lalu," kata dia.Berdasarkan laporan Food Outlook Biannual Report on Global Food Markets yang dirilis FAO pada Juni 2025, produksi gula Indonesia periode 2024/2025 diproyeksikan mencapai 2,6 juta ton. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai produsen gula terbesar kedua di kawasan ASEAN, setelah Thailand (10 juta ton), serta melampaui Filipina (1,8 juta ton) dan Vietnam (1,1 juta ton).Sementara itu, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa menjelaskan, realisasi serapan gula akan berjalan bertahap dengan prinsip kehati-hatian."Memang solusi jangka pendek terhadap gula petani adalah diserap oleh pedagang dan pemerintah. Saat ini sudah ada kepastian Danantara akan turun. Pedagang pun sudah di-trigger Danantara. Mereka akan berani membeli, habis Danantara beli. Begitu kesepakatannya," jelas Ketut.Namun, ia mengingatkan bahwa proses ini tidak bisa dilakukan sembarangan. "Hanya saja memang ini perlu kesabaran sedikit lagi, karena bagaimanapun Danantara dan ID Food tidak bisa sembarangan. Pasti ada prinsip kehati-hatian. Governance-nya harus benar. Mudah-mudahan segera tuntas, kita dorong untuk itu. Nanti kalau sudah keluar, bisa cepat langsung digerakkan penyerapannya," tambah KetutPenguatan CGP dan Pengawasan PasarBapanas mendukung penuh penguatan cadangan gula pemerintah melalui ID Food dengan sumber dari produksi dalam negeri. Sesuai Keputusan Kepala Bapanas Nomor 40 Tahun 2025, stok minimal CGP ditetapkan 260.000 ton dengan target stok akhir 2025 sebesar 26.000 ton.Distribusi ke masyarakat akan dilakukan melalui pasar umum dengan harga sesuai Harga Acuan Penjualan (HAP) atau di bawah rata-rata harga pasar. Ketut juga menegaskan bahwa stok raw sugar impor tahun ini masih tersimpan sebagai CGP dan belum disalurkan. Sementara itu, pengawasan terhadap rembesan gula rafinasi akan terus diperketat bersama Satgas Pangan Polri."Solusi yang lain lagi untuk mendukung serapan gula hari ini adalah penegakan hukum terhadap rembesan gula rafinasi. Ini sedang berjalan bersama Satgas Pangan Polri, karena sudah menjadi target dan perhatian kami sehingga rembesan gula rafinasi ini juga harus kita eliminir," ucapnya.Selain itu, Ketut mengingatkan para petani gula agar kompak dalam menjaga harga jual di Rp 14.500 per kilogram. "Kemudian petani gula juga harus kompak. Jangan ada yang jual di bawah Rp 14.500. Pemerintah sudah memberi ruang dengan HAP sekian, supaya kita sama-sama membangun kekuatan petani. Tatkala Danantara sudah turun tapi ada yang masih begitu, laporkan ke kami. Siapa yang beli dan siapa yang jual," pinta dia.