Benarkah Vaksin Campak Menyebabkan Kecacatan? Ini Penjelasan IDAI!

Wait 5 sec.

Ilustrasi anak campak. Foto: Shutter StockIsu seputar bahaya vaksin campak yang katanya bisa menyebabkan kecacatan atau gangguan perkembangan seperti autisme, kembali beredar di tengah masyarakat. Isu ini muncul di tengah KLB Campak yang terjadi di Sumenep, Madura, Jawa Timur. Hingga Agustus 2025, lebih dari dua ribu anak terinfeksi campak dan 17 di antaranya meninggal dalam KLB ini.Disinyalir, isu ini menjadi salah satu pemicu banyaknya warga tidak membawa anaknya untuk vaksin campak. Namun, benarkah vaksin campak seberbahaya itu?Vaksin Campak Merupakan Virus yang Sudah DilemahkanKetua UKK Infeksi dan Penyakit Tropik IDAI, Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A, Subs.IPT(K). Foto: Dok. Tangkapan Layar ZoomKetua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Tropik IDAI, Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A, Subs.IPT(K), menjelaskan, bahwa vaksin campak dibuat dari virus yang telah dilemahkan. Artinya, virus tersebut tidak memiliki kemampuan untuk menyebabkan infeksi berat.“Kalau vaksin campak itu kan virus yang sudah dilemahkan. Jadi dia tidak mempunyai kemampuan untuk menyebabkan infeksi yang berat. Tetapi dia masih bisa merangsang sistem imun kekebalan,” ujar Prof. Edi dalam acara webinar bersama IDAI, Rabu (27/8).Karena itulah, anggapan bahwa vaksin campak bisa menyebabkan kecacatan menurut Prof. Edi adalah hoaks. Virus campak yang digunakan dalam vaksin sebenarnya telah dilemahkan, sehingga kemampuannya untuk menimbulkan penyakit menjadi sangat rendah.“Oleh karena itu, menurut saya itu adalah hoaks. Jadi, risiko terhadap aktivasi (penyakit) sangat kecil karena virus dilemahkan, otomatis ia tidak virulen, tidak bisa menyebabkan rangsangan penyakit pada orang yang diimunisasi. Jadi saya kira, mungkin pendapat ini tidak benar kalau yang dapat menyebabkan kecacatan,” tuturnya.Awal Mula Isu Vaksin Campak MunculSementara itu, Ketua Satgas Imunisasi IDAI, Prof. DR. dr Hartono Gunardi, Sp.A, Subs.TKPS(K) menyoroti asal mula munculnya isu vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) menyebabkan autisme.Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K). Foto: Eka Nurjanah/kumparan“Memang dulu, tahun 1990-an beredar, bahwa vaksin MMR, campak Jerman dan Mumps gondongan, itu bisa menyebabkan anak autis. Jadi terlambat bicara, tidak bisa berinteraksi, ada gerak-gerak yang aneh atau stereotipik. Tapi itu adalah penelitiannya hanya mengeliputi 12 anak yang diundang ke pesta ulang tahun peneliti tersebut,” ucap Prof. Hartono.Ilustrasi anak campak. Foto: Shutter StockPenelitian tersebut ternyata tidak hanya cacat secara ilmiah, tetapi juga terbukti menyesatkan. Majalah yang memuat artikel itu telah menarik publikasinya, dan dokter yang mempublikasikannya dicabut izin praktiknya.“Dan itu adalah yang paling menghebohkan. Dan saat ini di seluruh dunia, termasuk di negara-negara maju, di seluruh dunia, seluruh negara anggota WHO, telah melakukan imunisasi campak rubella ini,” tutup Prof. Hartono.