BTN Keluhkan Suku Bunga KPR masih Sangat Rendah, Menteri PKP: Kami Diskusikan Secara Utuh

Wait 5 sec.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait. (Theresia Agatha/VOI)JAKARTA - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) buka suara terkait keluhan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN yang menyebutkan saat ini suku bunga Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih sangat rendah.Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu menjelaskan, saat ini suku bunga FLPP hanya sebesar 5 persen."Hal ini juga sudah kami sampaikan kepada pemerintah dan kami dengar sedang dalam proses untuk penyesuaian, yaitu suku bunga FLPP yang kami rasa hari ini masih sangat terlalu rendah, yaitu 5 persen," ujar Nixon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip Jumat, 22 Agustus.Dia pun mengusulkan suku bunga FLPP antara 6-7 persen dengan catatan penambahan tenor kredit dua hingga lima tahun.Dengan demikian, dia menilai, besaran angsuran FLPP dapat ditekan sekitar Rp30.000 per bulan.Ara tak menampik BTN menjadi bank penyalur rumah subsidi terbanyak saat ini. Akan tetapi, menurut dia, usulan kenaikan suku bunga FLPP itu harus didiskusikan terlebih dahulu."BTN itu paling banyak membangun rumah subsidi, ya, (nanti) kami diskusikan," ujar Ara menjawab pertanyaan VOI saat ditemui di kantor BPS, Jakarta, Selasa, 26 Agustus.Bahkan, Ara mempertanyakan urgensi kenaikan suku bunga FLPP KPR itu di masa-masa seperti ini. Terlebih, penikmat FLPP KPR itu merupakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)."Kami akan diskusikan secara utuh. Dalam situasi seperti sekarang apakah tepat, apakah bijak menaikkan suku bunga bagi MBR," katanya.Lebih lanjut, kata Ara, pihaknya akan melakukan diskusi dengan BTN secara mendalam dan segera mencari alternatif lain."Kami diskusikan secara mendalam. Ada alternatif lain nggak? Kan, begitu. Jadi, kami diskusikan," pungkasnya.