Mengapa Kita Mengantuk Setelah Menangis?

Wait 5 sec.

Sumber : https://pixabay.com/id/photosSelain membuat tubuh terasa lelah dan mengantuk setelah menangis, hal itu merupakan respons alami manusia terhadap berbagai situasi, baik itu kesedihan, kebahagiaan, frustrasi, atau bahkan kebanggaan. Namun, tidak sedikit dari kita pernah mengalami rasa mengantuk yang datang setelah menangis yang intens. Mengapa hal ini terjadi? Apakah ada penjelasan ilmiah di balik fenomena ini?Menangis merupakan bentuk pelepasan emosional yang sehat. Proses ini dapat membantu kita melepaskan perasaan tertekan dan memperbaiki suasana hati. Dengan menangis, tubuh dan pikiran kita diberi kesempatan untuk memproses dan mengatasi emosi yang sulit. Rasa lelah dan mengantuk setelah menangis bisa menjadi tanda bahwa tubuh kita sedang dalam proses pemulihan dan perbaikan diri.Ternyata, menangis melibatkan berbagai proses fisiologis dalam tubuh kita. Ketika kita menangis, kelenjar lakrimal di mata kita memproduksi air mata. Ada tiga jenis air mata: basal, refleks, dan emosional. Air mata basal berfungsi untuk melumasi mata, air mata refleks keluar sebagai respons terhadap iritasi fisik, seperti debu atau asap, dan air mata emosional muncul ketika kita merespons emosi yang kuat.Air mata emosional mengandung protein dan hormon yang berbeda dari jenis air mata lainnya. Ketika kita menangis karena emosi, tubuh kita melepaskan hormon stres seperti kortisol. Proses ini tidak hanya membantu kita merasa lebih baik secara emosional, tetapi juga mempengaruhi keadaan fisik kita.Hubungan Antara Menangis dan Rasa Mengantukilustrasi menangis sampai tertidur. Foto: ShutterstockAda beberapa alasan mengapa kita merasa mengantuk setelah menangis. Berikut adalah beberapa penjelasan ilmiah yang mendukung fenomena ini:Pengurangan Ketegangan OtotMenangis sering kali melibatkan ketegangan otot di wajah, leher, dan tubuh kita. Selama menangis, otot-otot ini bekerja lebih keras dari biasanya, terutama di sekitar mata dan wajah. Setelah sesi menangis yang intens, otot-otot ini cenderung rileks. Relaksasi otot ini bisa memberikan efek menenangkan dan membuat kita merasa lelah dan mengantuk.Ketika otot-otot rileks setelah bekerja keras, tubuh kita mengalami penurunan energi yang dapat memicu rasa kantuk. Ini adalah salah satu alasan mengapa kita merasa ingin tidur setelah menangis, sebagai respons tubuh untuk memulihkan energi.Efek Emosional dan PsikologisMenangis adalah cara tubuh kita mengatasi emosi yang kuat. Proses menangis bisa sangat melelahkan secara emosional dan psikologis. Setelah kita menangis, otak kita mungkin merasa perlu istirahat untuk memulihkan diri dari pengalaman emosional yang intens. Ini dapat menyebabkan perasaan lelah dan mengantuk.Menangis melibatkan kerja otak yang intens dalam memproses emosi. Setelah ledakan emosional, otak kita membutuhkan waktu untuk pulih dan menyeimbangkan kembali. Istirahat dan tidur adalah cara alami otak untuk memulihkan dirinya setelah stres emosional.DehidrasiAir mata emosional mengandung lebih banyak elektrolit daripada jenis air mata lainnya. Ketika kita menangis dalam waktu yang lama, kita kehilangan sejumlah cairan tubuh melalui air mata. Dehidrasi, meskipun ringan, dapat menyebabkan rasa lelah dan mengantuk.Tubuh kita membutuhkan keseimbangan cairan untuk berfungsi dengan baik, dan kehilangan cairan melalui air mata dapat mengganggu keseimbangan ini. Dehidrasi dapat mempengaruhi aliran darah dan sirkulasi oksigen ke otak, yang dapat menyebabkan rasa lelah dan keinginan untuk tidur.Pelepasan Hormon StresSaat kita menangis, tubuh kita melepaskan hormon stres seperti kortisol. Meskipun hormon ini membantu kita mengatasi stres dalam jangka pendek, peningkatan kadar kortisol dalam tubuh dapat menyebabkan rasa lelah setelah menangis. Tubuh kita bekerja keras untuk mengembalikan keseimbangan hormon ini, dan proses ini dapat membuat kita merasa lelah dan mengantuk.Kortisol dikenal karena efeknya yang meningkatkan kewaspadaan dan respons tubuh terhadap situasi stres. Namun, setelah lonjakan awal kortisol, tubuh mengalami penurunan yang dapat menyebabkan rasa lelah. Ini adalah mekanisme tubuh untuk memulihkan diri dari stres, yang sering kali disertai dengan kebutuhan untuk tidur atau beristirahat.Produksi EndorfinMenangis juga diketahui memicu pelepasan endorfin, yang merupakan hormon yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami dan dapat memberikan efek menenangkan. Pelepasan endorfin dapat membuat kita merasa lebih rileks dan nyaman, yang pada gilirannya dapat menyebabkan rasa mengantuk.Endorfin sering kali disebut sebagai "hormon kebahagiaan" karena mereka dapat meningkatkan perasaan positif dan mengurangi rasa sakit. Setelah pelepasan endorfin, tubuh kita mungkin merasa lebih tenang dan siap untuk beristirahat, yang dapat menyebabkan rasa kantuk.Menangis sebagai Proses Penyembuhan EmosiIlustrasi perempuan menangis. Foto: ShutterstockKenyataannya, menangis berupa mekanisme alami untuk mengatasi stres dan emosi negatif. Ini adalah bagian penting dari kesehatan emosional kita dan memainkan peran kunci dalam menjaga keseimbangan mental. Dengan memahami respons tubuh kita terhadap menangis, kita dapat lebih menghargai pentingnya memberikan waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri setelah mengalami emosi yang intens.Rasa mengantuk setelah menangis adalah respons alami tubuh terhadap berbagai proses fisik dan emosional yang terjadi selama dan setelah menangis. Dari pelepasan hormon stres hingga efek psikologis dan mengatasi emosi yang kuat, banyak faktor yang berkontribusi terhadap perasaan lelah ini. Jadi, lain kali ketika Anda merasa mengantuk setelah menangis, ketahuilah bahwa tubuh Anda sedang melakukan pekerjaan penting dalam pemulihan dan penyembuhan diri.