Studi Ungkap Minuman Populer Ini Paling Banyak Mengandung Mikroplastik

Wait 5 sec.

Mikroplastik (Foto: Freepik/tksonique)JAKARTA - Mikroplastik kini ditemukan di hampir semua aspek kehidupan. Partikel kecil ini ada di udara yang dihirup, di laut dan sungai, hingga di dalam tubuh hewan laut dan tumbuhan. Lebih mengejutkan lagi, mikroplastik juga ada di tubuh manusia, mulai dari darah, otak, hingga organ reproduksi.Salah satu jalur utama masuknya mikroplastik ke tubuh ternyata adalah melalui minuman sehari-hari. Jika sebelumnya penelitian sudah membuktikan mikroplastik ada dalam air keran dan air kemasan, riset terbaru menunjukkan minuman panas justru mengandung mikroplastik dalam jumlah yang lebih besar dari perkiraan.Penelitian yang dilakukan tim dari University of Birmingham menguji 155 minuman populer, baik panas maupun dingin, untuk mengetahui seberapa banyak paparan mikroplastik yang masuk lewat konsumsi harian. Hasilnya, teh panas dan kopi panas menjadi minuman dengan konsentrasi mikroplastik tertinggi."Temuan kami sangat menunjukkan bahwa bahan dari gelas sekali pakai merupakan sumber utama mikroplastik dalam sampel kopi panas," ungkap tim peneliti dalam laporannya, dikutip dari laman The Independent.Data penelitian menunjukkan:- Teh panas: 49–81 mikroplastik (MPs) per liter- Kopi panas: 29–57 MPs per liter- Teh dingin: 24–38 MPs per liter- Kopi dingin: 31–43 MPs per liter- Jus buah: 19–41 MPs per liter- Minuman energi: 14–36 MPs per liter- Minuman bersoda: 13–21 MPs per literTeh panas dalam gelas sekali pakai tercatat paling tinggi kandungan mikroplastiknya, rata-rata 22 partikel per cangkir. Bahkan, kantong teh bermerek mahal justru melepaskan lebih banyak plastik, yakni 24 hingga 30 partikel per cangkir.Sebelumnya, penelitian dari tim yang sama pada 2024 menemukan mikroplastik dalam air keran (24–56 MPs per liter) tidak jauh berbeda dengan air kemasan (26–48 MPs per liter). Namun, penelitian terbaru ini membuktikan bahwa fokus hanya pada air minum dapat menyesatkan."Kami menemukan kehadiran mikroplastik di semua minuman, baik dingin maupun panas. Ini cukup mengkhawatirkan. Dari sudut pandang ilmiah, kita tidak bisa hanya melihat air, tetapi harus memperluas penelitian karena sumber lain juga sangat signifikan," ujar Profesor Mohamed Abdallah, salah satu penulis utama penelitian."Kita mengonsumsi jutaan teh dan kopi setiap pagi. Pemerintah dan organisasi internasional seharusnya mengambil langkah legislatif untuk membatasi paparan manusia terhadap mikroplastik, karena mereka ada di mana-mana." lanjutnya.Para penulis penelitian menekankan riset ini menjadi langkah penting untuk memahami sejauh mana manusia terpapar mikroplastik dalam kondisi nyata sehari-hari. Mereka juga menyerukan perlunya penelitian lebih komprehensif agar penilaian risiko bisa lebih akurat, serta menjadi dasar intervensi lingkungan dan kesehatan masyarakat.