Infrastruktur (Foto: dok. Antara)JAKARTA - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menyalurkan Rp42,5 triliun pembiayaan proyek infrastruktur strategis, memperkuat perannya sebagai mitra pemerintah dan swasta dalam mendukung pembangunan berkelanjutan serta mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.Chief Investment Officer IIF M Ramadhan Harahap (Idhan) mengatakan sejak berdiri pada 2010, pihaknya telah menjadi mitra strategis pemerintah dan swasta dalam menjawab tantangan pendanaan proyek infrastruktur."Hingga akhir 2024, IIF telah berkontribusi menyalurkan sekitar Rp42,5 triliun pembiayaan untuk lebih dari 150 proyek infrastruktur strategis," kata Idhan mengutip Antara.Dia menyebutkan dukungan itu mencakup sektor transportasi, energi, telekomunikasi, air bersih, dan sektor-sektor prioritas lainnya.Beberapa capaian utama terkini, antara lain proyek energi terbarukan dengan kapasitas terpasang hampir 700 MWh per tahun, memberi daya lebih dari 693.000 rumah tangga dan potensi penghindaran emisi Gas Rumah Kaca sebesar 4,81 juta ton CO₂ per tahun.Lalu tujuh proyek air minum yang menyediakan akses air yang aman dan dapat diminum untuk lebih dari 6,7 juta orang.Kemudian pembangunan fasilitas medis dengan kapasitas lebih dari 1.000 tempat tidur, melayani ratusan ribu pasien setiap tahun; dan pembangunan jalan tol strategis sepanjang ratusan kilometer.Menurutnya, momentum 80 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia adalah waktu untuk merefleksikan perjalanan panjang pembangunan negeri. Infrastruktur telah mengubah wajah Indonesia, dari keterbatasan di masa awal kemerdekaan hingga konektivitas modern saat ini.Dia mengatakan, HUT Ke-80 RI menjadi titik refleksi dan pijakan menuju Indonesia Emas 2045. Dengan kapasitas pembiayaan yang tetap berpegang teguh pada prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), IIF akan terus berperan sebagai mitra strategis pemerintah dan swasta dalam membangun infrastruktur Indonesia yang berkelanjutan.Ia menambahkan, sejak Proklamasi 1945 hingga 2025, infrastruktur telah menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan integrasi nasional.Delapan dekade terakhir menunjukkan transformasi luar biasa. Pada masa awal kemerdekaan, pembangunan infrastruktur berfokus pada jalan raya, jembatan, bendungan, dan irigasi untuk menopang ketahanan pangan.Era Orde Baru menandai percepatan pembangunan jalan nasional, pembangkit listrik, serta jalan tol pertama, Jagorawi, yang diresmikan pada tahun 1978.Era Reformasi kemudian membuka babak baru dengan keterlibatan swasta melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), seiring meningkatnya kebutuhan investasi. Satu dekade terakhir, infrastruktur menjadi agenda prioritas nasional.Selama 10 tahun terakhir, pemerintah berhasil merealisasikan 2.103 km jalan tol, 40 bendungan, 27 bandara baru, serta proyek besar lainnya seperti jalur kereta api, dan Ibu Kota Nusantara (IKN).Tak hanya itu, konektivitas antarwilayah diperkuat dengan pembangunan jalur Trans-Papua, Trans-Kalimantan, dan Trans-Sumatera, yang dirancang untuk menghubungkan wilayah-wilayah yang selama ini terisolasi.Pembangunan infrastruktur memberi manfaat nyata bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, dengan kontribusi sektor konstruksi mencapai urutan keempat dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, sebesar 10,43 persen pada triwulan IV tahun 2024.Rasio elektrifikasi nasional juga meningkat signifikan hingga mencapai 99,83 persen pada akhir 2024, memastikan hampir seluruh rumah tangga Indonesia menikmati akses listrik yang mendorong pemerataan pembangunan dan kesejahteraan.BPS dan Bappenas mencatat capaian Indonesia pada indikator SDGs sebesar 62,5 persen, jauh di atas rata-rata global, menegaskan peran penting swasta dan lembaga pembiayaan infrastruktur mendukung pembangunan berkelanjutan.