Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi/ © IAEA/Dean Calma JAKARTA - Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, berada dalam perlindungan 24 jam dari unit elite dinas rahasia Austria setelah muncul dugaan ancaman yang berasal dari Iran.Laporan The Wall Street Journal mengatakan Unit Cobra mengambil alih perlindungan Grossi setelah intelijen Austria menerima informasi tentang ancaman yang ditujukan untuknya dari individu yang terkait dengan Iran, kata laporan surat kabar berbasis di Amerika Serikat tersebut, pada Selasa.Unit tersebut dikenal digunakan untuk melawan ancaman paling serius, seperti persiapan serangan teroris, serta memastikan keselamatan pejabat tinggi termasuk Kanselir Austria.Pada 2 Juli, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengeluarkan dekrit yang menangguhkan kerja sama Iran dengan IAEA. Namun, pada waktu yang sama, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan saluran kerja sama masih terbuka.Dilansir ANTARA, Rabu, 27 Agustus, Iran menyatakan kerja sama dengan IAEA bersyarat pada adanya perlindungan terhadap fasilitas nuklir dan para ilmuwannya. Penangguhan kerja sama tersebut terkait kritik Iran terhadap IAEA dan Grossi atas ketidakaktifan mereka di tengah serangan AS dan Israel terhadap fasilitas nuklir di Fordo, Isfahan, dan Natanz.Pada akhir Juli, Grossi menyatakan Teheran telah menegaskan kesiapan untuk melanjutkan konsultasi teknis dengan badan tersebut. Ia juga mengatakan bahwa IAEA mendesak agar inspektur mereka segera kembali ke situs nuklir Iran.Pada 13 Juni, Israel melancarkan operasi militer terhadap Iran yang menargetkan fasilitas nuklir, komandan militer, fisikawan nuklir terkemuka, dan pangkalan udara setelah menuduh Iran menjalankan program nuklir militer rahasia. Iran membantah tuduhan tersebut. Selama 12 hari, Israel dan Iran saling serang, yang kemudian juga melibatkan AS, yang menyerang fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni. Teheran membalas dengan menyerang pangkalan udara AS Al Udeid di Qatar dan kemudian mengumumkan tidak berniat untuk meningkatkan eskalasi konflik lebih jauh.Selain itu, Presiden AS Donald Trump pada 23 Juni mengatakan Israel dan Iran telah menyepakati gencatan senjata untuk mengakhiri “perang 12 hari” tersebut.