Fakta Baru Kasus Pembunuhan Pegawai Bank: Pelaku Punya Tim Pantau dan Tim IT

Wait 5 sec.

Lokasi penculikan pegawai Bank di lahan parkir, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (22/8/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanKasus penculikan dan pembunuhan seorang pegawai bank bernama Muhammad Ilham Pradipta (37) masih terus bergulir. Sejumlah fakta baru terungkap terkait kasus tersebut. Dalam kasus ini, korban diculik di sebuah parkiran mobil supermarket di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8) sekitar pukul 17.00 WIB.Sehari kemudian, mayat korban ditemukan di sebuah lapangan di Kampung Karang Sambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi. Kedua kaki dan tangan korban dilakban, kepala dan wajahnya juga dilakbanSejauh ini, polisi sudah menangkap 15 orang terkait kematian Ilham Pradipta. Empat di antaranya merupakan otak penculikan dan pembunuhan. Berikut fakta-fakta baru tersebut:Salah Satu Otak Pembunuhan Dinonaktifkan dari UGMDwi Hartono (40), salah satu otak pelaku penculikan dan pembunuhan pegawai bank, Muhammad Ilham Pradipta (37). Foto: Youtube/Klan HartonoDwi Hartono, salah satu otak dalam penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta, adalah mahasiswa S2 Universitas Gadjah Mada (UGM). Informasi tersebut dibenarkan oleh Juru Bicara UGM, I Made Andi Arsana."UGM telah berkoordinasi intensif dengan Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. UGM mengkonfirmasi bahwa DH adalah mahasiswa baru Semester 1 Program Studi Magister Manajemen (Kampus Jakarta), FEB UGM," kata Made Andi, Rabu (27/8).Saat ini Dwi Hartono telah dinonaktifkan dari kegiatan akademik."Yang bersangkutan telah dinonaktifkan dari seluruh kegiatan akademik pada Semester Gasal 2025/2026 sebagai bentuk dukungan UGM terhadap proses hukum dan penyelidikan yang tengah berlangsung," katanya."Penonaktifan tersebut ditetapkan melalui surat resmi dari Dekan FEB UGM, Prof. Dr. Didi Achjari, S.E., M.Com., Ak., CA," jelasnya.Lebih lanjut, UGM menghormati proses hukum yang berjalan di kepolisian dan mendukung seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sesuai ketentuan agar kasus ini dapat dituntaskan."Universitas Gadjah Mada menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Muhammad Ilham Pradipta, Kepala Cabang Bank BRI Cempaka Putih. UGM mengecam keras segala bentuk kekerasan yang berakibat pada wafatnya almarhum dan mendukung penegakan proses hukum yang transparan dan berkeadilan," jelas Andi Arsana.Dwi Hartono sendiri dikenal sebagai seorang pengusaha bimbel dan beberapa bisnis lain di berbagai bidang. Mulai dari properti, perkebunan, trading, pendidikan, e-commerce, fashion, hingga skincare.Klaster PembunuhanTampang pelaku penculikan pegawai Bank yang jasadnya dilakban. Foto: Dok. IstimewaSebanyak 15 orang yang ditangkap polisi punya perannya masing-masing dalam kematian Ilham Pradipta. Klaster pertama, yakni aktor intelektual. Kedua, berperan untuk membuntuti korban. Ketiga, berperan menculik. Lalu, klaster yang keempat berperan menganiaya korban hingga tewas lalu membuangnya di Bekasi."Satu aktor intelektual, dua klaster yang membuntuti, tiga klaster yang menculik, empat klaster penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan membuang korban," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim, ketika dikonfirmasi pada Rabu (27/8).Dari 15 pelaku, baru delapan orang yang sudah diketahui perannya. Empat aktor intelektual yakni berinisial C, DH, YJ, dan AA. Sementara itu, empat pelaku berperan menculik korban yakni berinisial AT, RS, RAH, dan EW. Sisanya belum diungkapkan.Kini, mereka yang sudah ditangkap masih diperiksa oleh polisi. Motif penculikan dan pembunuhan ini masih belum diungkap. Polisi masih mendalaminya.Punya Tim Pantau dan Tim ITRS, penyedia tim pantau dan tim IT dalam kasus penculikan dan pembunuhan pegawai Bank. Foto: Dok. IstimewaSalah satu pelaku yang ditangkap adalah RS alias Rahmat Sukur. Dia juga ternyata adalah pihak yang berperan menyediakan tim pemantau yang mengikuti kegiatan korban. Bahkan ia juga menyiapkan tim IT yang melacak dan aktivitas keberadaan korban.“Saudara RS ini berperan menyediakan tim pantau yang mengikuti kegiatan korban dan juga menyediakan tim IT,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam saat ditemui di Polda Metro, Selasa (27/8).Setelah ditangkap, RS langsung dibawa ke Subdit Jatanras Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.