Pemerintah Ungkap Progres Pembangunan Pabrik VinFast dan BYD di Indonesia

Wait 5 sec.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, Mahardi Tunggul dalam diskusi Forum Wartawan Industri (Forwin) di Kantor Kemenperin, Senin (19/5/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparanPemerintah melalui Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (ILMATAP) Kementerian Perindustrian RI, Mahardi Tunggul Wicaksono membeberkan progres pembangunan pabrik yang dilakukan merek VinFast dan BYD.Paparan Tunggul, hingga saat ini setidaknya sudah ada enam perusahaan yang tergabung dalam insentif impor kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB). Selain dua merek pertama tadi, masih ditambah Citroen, AION, Maxus, VW, Geely, hingga GWM."Ada dua perusahaan yang melakukan perakitan dengan assembler lokal yaitu Geely dan PT Era Industri Otomotif (Xpeng) dan dua yang melakukan perluasan produksi serta pembuatan pabrik baru yaitu BYD dan VinFast," ucap Tunggul di kantor Kemenperin Jakarta awal pekan ini.Data yang dihimpun Tunggul, baik BYD maupun VinFast sama-sama memilih Subang di Jawa Barat sebagai lokasi fasilitas pembuatan kendaraannya. Hingga saat ini, diakuinya progres pembangunan pabrik BYD mencapai 45 persen per Mei 2025 dengan nilai investasi Rp 11 triliun untuk kapasitas produksi 150 ribu unit per tahun.BYD resmi memulai produksi di pabrik barunya yang berlokasi di Camacari, Brasil, pada awal Juli 2025. Foto: BYDSementara jenama asal Vietnam, VinFast mengungkapkan progres pembangunan pabriknya sudah mencapai 77 persen per Agustus 2025 dengan target kapasitas produksi terpasang mencapai 50 ribu unit per tahun. Nilai investasinya sebesar Rp 3,5 triliun."Jadi sampai dengan saat ini ada enam perusahaan yang mengikuti program insentif importasi CBU (Completely Built Up) itu. Dari total 6 perusahaan tadi, ada penambahan investasi sebesar lebih kurang Rp 15 triliun,” kata Tunggul.Namun tidak semua merek menempuh cara dengan membuat pabrik baru. Nama-nama seperti Citroen, Aion, Maxus, hingga Volkswagen memanfaatkan kemitraan dengan PT National Assemblers sebagai fasilitas perakitan dengan nilai investasi Rp 621,15 miliar.Kemudian untuk merek Geely dan Xpeng memilih PT Handal Indonesia Motor (HIM) yang rencananya akan menggunakan kapasitas produksi sebesar 20 ribu unit per tahun. Untuk GWM sudah memanfaatkan fasilitas milik PT Inchcape di Wanaherang, Bogor dengan kapasitas 4.000 unit.