Prabowo Sampai Berlutut, Siapa Teungku Nyak Sandang Penyumbang Pesawat Pertama Seulawah RI-001?

Wait 5 sec.

Teungku Nyak Sandang dianugerahkan Tanda Kehormatan RI berupa Bintang Jasa Utama oleh Presiden Prabowo Subianto (setneg.go.id)YOGYAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan Bintang Jasa Utama kepada Teungku Nyak Sandang bin Lamudin, tokoh yang memiliki jasa besar dalam perjuangan kemerdekaan serta kemandirian transportasi udara bangsa. Penganugerahan dilakukan di Istana Negara pada Senin, 25 Agustus.Momen penganugerahan berlangsung penuh haru. Teungku Nyak Sandang hadir dengan kursi roda, dan Presiden Prabowo berlutut di hadapannya untuk mengalungkan tanda kehormatan. Saat disebutkan perannya dalam pengadaan pesawat pertama Republik Indonesia, Seulawah RI-001, hadirin berdiri dan memberikan tepuk tangan meriah.Penghormatan itu menjadi simbol bahwa bangsa tidak pernah lupa pada pengorbanan anak negeri yang memilih menyerahkan harta pribadi demi cita-cita kemerdekaan.Siapa Teungku Nyak Sandang?Pada 1948, ketika Indonesia baru saja merdeka, keadaan negara sangat genting. Agresi militer Belanda masih mengancam, sementara diplomasi internasional membutuhkan mobilitas tinggi para pemimpin bangsa.Masalahnya, Indonesia saat itu belum memiliki pesawat. Presiden Soekarno kemudian melakukan perjalanan ke Aceh untuk mengetuk hati rakyatnya agar membantu negara memiliki sarana transportasi udara.Ajakan Bung Karno mendapat sambutan luar biasa. Rakyat Aceh berbondong-bondong memberikan donasi berupa uang, emas, dan harta benda. Salah satu yang paling menonjol adalah pengorbanan Teungku Nyak Sandang, yang saat itu berusia 23 tahun.Teungku Nyak Sandang menjual sebidang tanah dan emas simpanannya, lalu menyerahkannya untuk negara. Pengorbanan ini bergabung dengan sumbangsih rakyat Aceh lainnya hingga terkumpul dana cukup untuk membeli sebuah pesawat Dakota.Pesawat Dakota tersebut kemudian dinamai Seulawah RI-001. Nama "Seulawah" yang berarti Gunung Emas dipilih untuk menggambarkan asal-usulnya yakni sumbangan emas dari rakyat Aceh. Kehadiran pesawat ini bukan sekadar alat transportasi, melainkan simbol kedaulatan bangsa muda yang tengah berjuang mempertahankan eksistensinya di mata dunia.Seulawah RI-001 berperan penting dalam mendukung mobilitas pemimpin bangsa serta menjadi cikal bakal berdirinya maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia. Dengan demikian, pengorbanan Teungku Nyak Sandang dan rakyat Aceh bukan hanya menyelamatkan perjuangan diplomasi saat itu, tetapi juga meletakkan fondasi bagi kemandirian transportasi udara bangsa.Penghargaan Bintang Jasa Utama yang diberikan kepada Teungku Nyak Sandang merupakan pengakuan negara atas peran penting yang sering terlupakan. Dia rela menyerahkan harta pribadinya untuk kepentingan bangsa.Pengorbanannya menjadi warisan moral bahwa kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dibangun oleh keberanian rakyat kecil yang rela memberi tanpa pamrih.Kisah hidup Teungku Nyak Sandang menegaskan satu hal bahwa patriotisme bukan sekadar kata, melainkan keberanian untuk memberi yang terbaik demi negeri, bahkan jika itu berarti melepaskan harta paling berharga.