Ilustrasi berbagai ukuran penis dan kondom Foto: ShutterstockBeragam metode kontrasepsi tersedia, tetapi tidak semua wanita cocok untuk menggunakan salah satu atau bahkan semua jenisnya. Ada beberapa ibu yang sudah mencoba semua metode kontrasepsi, tetapi akhirnya tidak ada yang cocok karena menyebabkan gangguan siklus menstruasi, nyeri perut berlebih, masalah pada payudara dan kulit, hingga gangguan emosional dan psikologis.Bagi yang masih ingin mencegah atau menunda kehamilan, tetapi tak ingin ambil risiko karena tidak cocok pakai KB jenis apa pun, maka beberapa pasangan memutuskan memakai metode senggama terputus atau coitus interruptus. Atau kalau di Indonesia, lebih banyak disebut cabut singkong. Familiar dengan istilah ini, Moms?Mayo Clinic melansir, metode senggama terputus adalah ketika penis dikeluarkan dari vagina sesaat sebelum ejakulasi. Mengapa metode ini dipakai oleh sejumlah pasangan? Sebab, selain gratis, cara ini tidak memiliki efek samping apa pun atau juga memerlukan resep. Anda pun tetap dapat berhubungan seks ketika lupa membawa alat kontrasepsi.Metode senggama terputus dapat berhasil pada pria yang bisa mengendalikan dirinya untuk segera menarik keluar penis, sehingga mencegah sperma memasuki vagina. Tetapi, metode ini bukanlah bentuk kontrasepsi yang paling efektif.KB Cabut Singkong untuk Mencegah Kehamilan, Benarkah Kurang Efektif?Seperti sudah disebutkan, menggunakan KB jenis ini membutuhkan pengendalian diri. Tetapi kenyataannya, tidak semua pria dapat melakukannya. Sebab, ketika penis tidak ditarik tepat waktu, maka sperma dapat tetap masuk ke dalam vagina. Atau bisa juga cairan praejakulasi (precum) yang telah mengandung sperma, meski kondisi ini lebih jarang terjadi.Air mani di paha atas dan alat kelamin wanita juga berpotensi menyebabkan kehamilan. Suami mungkin akan menarik penis tepat waktu untuk mencegah sperma memasuki vagina Anda. Tetapi, dalam prosesnya, cairan tersebut tetap dapat mendarat di alat kelamin (vulva) atau paha atas wanita.Ilustrasi sperma kental Foto: dok.shutterstockIngat, sperma adalah perenang yang ulung! Jika ada saluran cairan yang mengarah dari alat kelamin atau paha Anda ke vagina, sperma dapat melakukan perjalanan tersebut.Di sisi lain, KB cabut singkong ini juga tidak akan memberikan perlindungan dari infeksi menular seksual, Moms. Beberapa pasangan juga melaporkan metode ini mengganggu kenikmatan seksual saat bercinta.Bagaimana dengan efektivitasnya? Dikutip dari laman Cleveland Clinic, metode cabut singkong ini hanya efektif sekitar 80 persen. Itu artinya, satu dari lima pasangan yang menggunakan KB cabut singkong selama satu tahun akan tetap memiliki peluang kehamilan, lho!Ingin Tetap Pakai KB Cabut Singkong? Perhatikan Tips Ini!Dalam kondisi pasangan bisa menarik penis tepat waktu sekali pun, metode ini tidak benar-benar dapat mencegah kehamilan 100 persen.Meski bukan yang paling efektif, tetapi bukan berarti tidak bisa sama sekali diterapkan, Moms. Mengingat metode ini perlu ketepatan waktu dan pengendalian diri dari suami, maka coba terapkan tips berikut!1. Tarik Penis Tepat WaktuSaat suami Anda merasa ejakulasi akan terjadi, tarik penis langsung dari vagina. Pastikan ejakulasi terjadi di luar vagina.2. Buang Air Kecil Sebelum Berhubungan SeksJika Anda dan suami berencana untuk berhubungan seks lagi dalam waktu dekat, pastikan suami buang air kecil dan bersihkan ujung penis terlebih dahulu. Ini akan membantu menghilangkan sisa sperma dari ejakulasi terakhir.3. Hindari Bercinta dengan Metode Ini saat Masa OvulasiBerhubungan seks selama masa ovulasi berlangsung akan meningkatkan peluang kehamilan, apalagi ketika Anda tidak menggunakan pengaman sama sekali. Jadi, sebaiknya hindari bercinta pada periode ini sebagai cara pencegahan terbaik.