Kasus Chikungunya hingga Dengue Melonjak di Eropa

Wait 5 sec.

Nyamuk dan penyebaran chikungunya hingga dengue di Eropa. (Freepik)JAKARTA - Penyakit yang selama ini identik dengan wilayah tropis kini semakin sering muncul di Eropa. Para ahli kesehatan memperingatkan nyamuk pembawa virus berbahaya seperti chikungunya, dengue, hingga West Nile Virus (WNV) kini berkembang pesat di benua "biru".Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengumumkan bahwa penularan penyakit bawaan nyamuk meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir."Eropa memasuki fase baru, penularan penyakit bawaan nyamuk yang lebih lama, luas, dan intens kini menjadi normal baru," ujar Direktur ECDC, Dr. Pamela Rendi-Wagner, dikutip dari laman The Sun.Perubahan iklim yang membuat suhu lebih hangat, musim panas lebih panjang, dan musim dingin lebih ringan menjadi pemicu utama nyamuk seperti Aedes albopictus (nyamuk harimau Asia) semakin betah tinggal di Eropa. Saat ini, nyamuk tersebut sudah tersebar di 16 negara dengan 369 wilayah, naik dari hanya 114 wilayah satu dekade lalu.Negara-negara populer seperti Prancis, Italia, Spanyol, dan Yunani melaporkan lonjakan kasus penyakit nyamuk. Tahun 2025, Prancis mencatat lebih dari 100 kasus chikungunya lokal, sementara Italia juga menemukan kluster baru.Selain itu, demam berdarah dengue juga tercatat di Prancis, Italia, dan Portugal. Sedangkan West Nile Virus menjadi yang paling banyak dilaporkan dengan lebih dari 300 kasus lokal di delapan negara, termasuk Italia, Yunani, dan Spanyol.Menurut ECDC, tren ini akan terus meningkat seiring kondisi cuaca yang mendukung penularan."Distribusi kasus West Nile Virus di Eropa terus bergeser, dan setiap tahun ditemukan di wilayah baru," tulis laporan ECDC.Hal lebih mengkhawatirkan, nyamuk pembawa virus dapat terbawa dalam koper atau pesawat tanpa disadari."Ada risiko kecil infeksi bandara, di mana nyamuk yang terinfeksi tiba di Inggris lewat pesawat lalu lepas. Penyebaran penyakit ke populasi yang belum pernah terpapar selalu menjadi hal yang serius," jelas Profesor Paul Hunter dari University of East Anglia.Meski sebagian besar kasus di Inggris masih berasal dari luar negeri, meningkatnya laporan penularan lokal menandakan risiko yang semakin besar.Bahaya dari Setiap Penyakit- Chikungunya: Menimbulkan demam, nyeri sendi parah, sakit kepala, hingga ruam kulit. Meski jarang berakibat fatal, penyakit ini bisa berbahaya bagi lansia dan orang dengan kondisi kesehatan tertentu.- Dengue: Dalam kasus ringan hanya menyebabkan demam dan ruam, tetapi bentuk parahnya bisa memicu perdarahan internal hingga kematian.- West Nile Virus: Kebanyakan orang tidak menunjukkan gejala, namun sebagian kecil bisa mengalami radang otak atau meningitis.- Malaria: Meski belum menular luas di Eropa, kasus lokal sudah tercatat di Mayotte, Prancis."Seiring berkembangnya penyakit bawaan nyamuk, lebih banyak orang di Eropa akan berisiko di masa depan. Pencegahan menjadi lebih penting dari sebelumnya, baik melalui tindakan kesehatan masyarakat maupun perlindungan pribadi," kata Dr. Céline Gossner dari ECDC.Bagi wisatawan, langkah sederhana bisa membuat perbedaan besar, antara lain:- Gunakan obat anti nyamuk dengan DEET atau picaridin.- Kenakan pakaian tertutup saat beraktivitas di luar.- Tidur di bawah kelambu berinsektisida.- Konsultasikan kesehatan sebelum bepergian ke daerah rawan.- Segera cari pertolongan medis bila muncul gejala seperti demam, nyeri sendi, atau ruam.ECDC menyatakan bepergian ke Eropa masih aman, termasuk ke negara yang melaporkan kasus. Namun, dengan meningkatnya populasi nyamuk Aedes albopictus, risiko penularan lokal semakin nyata.Kuncinya adalah kewaspadaan. Dengan perlindungan diri yang tepat, wisatawan tetap bisa menikmati liburan tanpa harus khawatir berlebihan terhadap ancaman nyamuk.