Menlu Sugiono: Hubungan Indonesia-Australia Berada di Titik Sangat Baik

Wait 5 sec.

(Ki-ka) Menlu Wong, Menhan Sjafrie, PM Albanese, Menlu Sugiono, Menhan Marles. (Sumber: Kemlu RI)JAKARTA - Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan upaya proaktif pemerintah hingga dukungan masyarakat masing-masing negara menjadi faktor yang membuat hubungan bilateral Republik Indonesia dengan Australia berada di titik sangat baik.Hal itu diungkapkan Menlu Sugiono di tengah rangkaian kunjungannya ke Canberra, Australia, melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Penny Wong hingga Perdana Menteri Anthony Albanese di sela-sela Pertemuan 2+2 RI-Australia pada Hari Kamis.Pertemuan bilateral dengan Menlu Wong digelar sebelum Pertemuan 2+2 RI-Australia di Gedung Parlemen Australia. Dalam kesempatan ini, kedua diplomat utama masing-masing negara membahas implementasi Rencana Aksi Kemitraan Strategis Komprehensif 2025-2029, termasuk dalam bidang perdagangan dan investasi, kerja sama pembangunan, hubungan antarmasyarakat, dan kemitraan di ASEAN dan kawasan Pasifik.Usai Pertemuan 2+2 RI-Australia, Menlu Sugiono dan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kehormatan kepada PM Anthony Albanese, dan menyampaikan kemajuan hubungan bilateral kedua negara."Hubungan Indonesia dan Australia saat ini berada di titik yang sangat baik. Ini tidak lepas dari faktor kesamaan kepentingan kedua negara, upaya proaktif kedua pemerintahan, dan dukungan masyarakat di berbagai sektor kerja sama," jelas Menlu Sugiono dalam keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Kamis 28 Agustus.Sebelumnya, Menlu Sugiono bersama Menhan Sjafrie membahas berbagai isu strategis yang berkaitan dengan kerja sama politik, pertahanan-keamanan, serta isu-isu perkembangan geostrategis di kawasan Pasifik dan Timur Tengah dalam pertemuan 2+2 dengan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Australia Richard Marles dan Menlu Wong.Secara khusus, Menlu Sugiono dalam pertemuan kali ini menyambut baik keputusan Australia untuk mengakui negara Palestina, yang rencananya akan disampaikan pada saat Sidang Majelis Umum PBB Bulan September.