Dari Italia, Kopi Nusantara Makin Mendunia

Wait 5 sec.

Alain Scialoja, warga Italia, mengembangkan produk kopi lewat Koro Roasters YOGYAKARTA - Seorang Italia, Alain Scialoja, melakukan revolusi dalam budaya kopi Nusantara. Sebuah transformasi dari hangatnya komunal warung kopi menuju pengalaman home brewing yang lebih personal dan canggih. Produk roasting kopi Scialoja pun sukses menembus rumah-rumah.Scialoja yang berasal dari negeri spageti sudah tentu memiliki tradisi kopi yang sangat panjang. Ibaratnya, dia tidak hanya penyuka kopi, termasuk capuccino, tetapi juga me-roasting-nya untuk menjadi kopi yang benar-benar nikmat.Semua ini berawal dari Scialoja datang ke Indonesia empat tahun lalu. Dirinya sungguh terkesan dengan lanskap kopi Nusantara. Scialoja yang kemudian menetap di Bali terkagum-kagum karena dari Sabang sampai Merauke memiliki kopi dengan cita rasa yang berbeda. Dia pun jatuh hati pada Indonesia, khususnya kopi Nusantara. “Sebuah kekayaan yang luar biasa. Setiap daerah memiliki kopi dengan cita rasa yang berbeda. Ini bisa berbeda karena kondisi geografis Indonesia yang memang berbeda. Semua memiliki kekhasan masing-masing dan sangat Indonesia. Cita rasanya kopi sungguh klasik,” kata Scialoja saat ditemui di sela Jogja Coffee Week di Yogyakarta, Jumat, 5 September 2025.  Dia pun tak menyangka bila orang Indonesia ternyata penggemar kopi. Hampir di setiap daerah selalu ada warung kopi yang dipenuhi pengunjung. Komunitas kopi Nusantara pun menjadi perhatian Scialoja.  Perjumpaan dengan kopi Nusantara dan para petani membuat Scialoja tak sekadar ingin menjadi penikmat kopi. Kecintaan seorang Scialoja terhadap kopi kian kental yang menjadikan dia menekuni bisnis kopi. “Saya benar-benar jatuh cinta dengan kopi Indonesia. Apalagi ketika saya bertemu dengan para petani. Saya melihat ada banyak cerita dan komunitas di baliknya,” ucap Scialoja yang ternyata sudah akrab dengan model koperasi di Indonesia. Saat Koperasi Desa Merah Putih belum muncul ke permukaan, Scialoja sudah menghidupkan semangat berkoperasi petani kopi. Dari perjumpaan dengan petani kopi dan pengembangan produk melalui koperasi, Scialoja menciptakan brand, Koro Roasters. Menurut dia ide dari nama itu pun tidak jauh dari perjalanan dia menelusuri peta kopi Nusantara. Koro bisa diartikan coffee roasting. “Tetapi juga bisa dimaknai sebagai koperasi. Ini berasal dari pengalaman kami bertemu para petani, memahami cerita mereka,” kata dia.Koro Roasters berdiri pada 2024. Meski baru satu tahun, namun produk roasting kopi Scialoja mampu menembus hotel, resto, kafe hingga rumah tangga. Kopi Koro Roasters pun berasal dari berbagai daerah yang kemudian menghasilkan 20 produk siap saji. “Sebut saja kopi Gayo dan Kerinci dari Sumatera. Ada Kamojang dari Jawa Barat. Ada pula Toraja, Tana Luwu dari Sulawesi hingga Papua. Dalam pengolahan biji kopi, kami sangat memperhatikan kualitas. Selain itu kami selalu menerima feedback dari pelanggan,” ujarnya.Khas IndonesiaPendekatan Koro Roasters saat memperkenalkan produknya memang khas Indonesia. Dia menyaksikan bagaimana interaksi personal komunitas warung kopi. Para pelanggan sudah seperti keluarga sehingga komunikasi di warung kopi sungguh sangat akrab. Semangat kebersamaan, kekeluargaan itu yang juga menjadi fokus Koro Roasters. "Kami membangun bisnis ini layaknya usaha keluarga Indonesia: mulai dari apa yang ada, fokus pada kualitas, memperlakukan pelanggan seperti keluarga, dan tumbuh secara organik. Teknologi hanya membantu kami melakukannya lebih efisien dalam skala besar," tutur Scialoja yang secara tidak langsung menumbuhkan para pecinta kopi rumahan. Meski biasa nongkrong di coffee shop, namun mereka yang biasa ngopi pun bakal menyeduhnya saat berada di rumah. Menurut dia selama menjaga kualitas dan konsisten memenuhi ekspektasi para pecinta kopi rumahan, maka pelanggan bakal tetap menikmati produknya. Apalagi Koro Roasters menekankan transparansi asal-usul kopi. Dalam setiap kemasan selalu tercantum informasi mengenai daerah asal kopi, nama petani serta instruksi penyeduhan."Peralihan dari warung kopi ke home brewing bukan hanya soal cara minum kopi, tetapi bagaimana orang Indonesia menikmati kopi. Kami bangga menjadi bagian dari gerakan ini, membawa kopi premium Indonesia kepada mereka yang menghargai cerita dan kualitasnya,” ujarnya. Koro Roasters, menurut dia, menjadi cerminan transformasi budaya kopi Indonesia yang unik. Keaslian budaya  memadukan warisan kopi yang kaya dengan sentuhan modern dan menjaga semangat sosial warung.Berbeda dengan roaster lain, Koro Roasters memilih strategi digital first untuk memasarkan produknya. Penjualan dilakukan hampir sepenuhnya secara online. Ini yang memungkinkan produk tersebut bisa menembus pasar internasional, termasuk Vietnam, Malaysia dan Filipina. "Setiap daerah kopi Indonesia punya potensi luar biasa. Tugas kami adalah membuka rasa-rasa ini dan membawa ceritanya ke dunia. Kami ingin menunjukkan bahwa keragaman kopi Indonesia tak tertandingi secara global," kata Scialoja.“Ke depannya, kopi Indonesia terus memperluas pasar internasional, mengembangkan inovasi pengolahan baru, serta membangun perdagangan langsung yang memastikan petani menerima harga premium atas kualitas luar biasa," ujarnya.