Gerbang fasilitas nuklir Iran di Natanz. (Wikimedia Commons/Parsa/2au)JAKARTA - Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi berharap organisasinya dapat mencapai kesepakatan dengan Iran dalam waktu dekat.IAEA, kata Grossi, berharap dapat menyelesaikan kesepakatan dengan Iran dalam beberapa hari mendatang untuk memulihkan kehadiran penuhnya di negara tersebut dan melanjutkan pekerjaan mereka."Saya sangat berharap dalam beberapa hari ke depan, diskusi-diskusi ini dapat mencapai kesimpulan yang sukses guna memfasilitasi dimulainya kembali pekerjaan penting kami dengan Iran," jelas Grossi saat membuka sesi rutin Dewan Gubernur IAEA, dikutip dari TASS 8 September.Grossi menjelaskan, tanpa kembalinya inspeksi penuh IAEA, organisasi tersebut "tidak akan dapat memberikan kesimpulan atau jaminan apa pun terkait program nuklir Iran."Ia menyerukan penyusunan kerangka kerja yang cepat untuk dimulainya kembali pekerjaan IAEA secara komprehensif di Iran, yang akan menguntungkan kedua belah pihak.Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan, negaranya dan IAEA hampir menyetujui kerangka baru dimulainya kembali kerja sama kedua pihak."Sejauh yang saya ketahui, negosiasi yang baik telah berlangsung dan kami hampir mencapai kerangka kerja sama baru dengan badan tersebut," ujar Menlu Araghchi, mengutip Xinhua dari IRNA.Ia menambahkan, kerja sama yang menguntungkan bagi Iran adalah kerja sama yang mempertimbangkan kekhawatiran negara tersebut, "yang secara khusus telah tercermin dalam undang-undang parlemen."Akhir bulan lalu, inspektur IAEA kembali ke Iran kembali ke Iran setelah sempat keluar dari negara itu, namun bukan untuk melakukan inspeksi terhadap fasilitas nuklir Teheran.Menlu Araghchi mengatakan ketika itu, inspektur dari IAEA telah kembali ke Iran menyusul keputusan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi (SNSC) untuk mengawasi proses pengisian bahan bakar di PLTN Bushehr.Ia menekankan, belum ada kesepakatan akhir yang dicapai mengenai kerangka kerja sama baru dengan badan pengawas nuklir PBB tersebut."Berdasarkan undang-undang yang disahkan oleh Parlemen, kerja sama dengan IAEA tunduk pada keputusan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi. Oleh karena itu, semua permintaan dari Badan tersebut diajukan kepada SNSC," jelasnya.Ia menambahkan, kehadiran inspektur IAEA diperlukan setelah keputusan untuk mengganti bahan bakar di PLTN Bushehr diambil.Diketahui, para inspektur IAEA meninggalkan Iran pada awal Juli setelah Teheran menangguhkan kerja sama, dengan alasan kegagalan badan tersebut untuk mencegah atau mengutuk serangan terkoordinasi AS-Israel terhadap fasilitas nuklir damai Iran, yang menurut Teheran merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan Piagam PBB.