Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto/ Foto: Rizky Sulistio/ VOIJAKARTA - Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto memastikan kematian Reno Syahputradewo dan Muhammad Farhan Hamid di lantai 2 Gedung ACC Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, bukan korban pembunuhan."Bukan (korban pembunuhan). Yang bersangkutan terperangkap di gedung yang terbakar pada saat aksi kerusuhan. Bukan (pembunuhan)," kata Kombes Budi kepada VOI, Jumat, 7 November 2025.Kombes Budi menjelaskan, saat kejadian gedung ACC Kwitang dalam kondisi tidak melakukan operasional kantor. Gedung itu hanya dijaga oleh sekuriti."Ada aksi kerusuhan sehingga hari itu tidak ada aktivitas normal, gedung hanya dijaga oleh sekuriti," ucapnya.Gedung dengan 4 lantai tersebut diduga menjadi titik terakhir keberadaan Reno dan Farhan hingga mereka terjebak api saat terjadi kerusuhan di kawasan itu."(posisi jenazah) Saling berdekatan kedua (korban) itu di lantai dua, terjebak juga. Karena di lantai dua di teralis, jadi tidak bisa untuk melarikan diri. (posisi jenazah) Berdekatan antara 1 sampai 2 meter," katanya.Sebelumnya diberitakan, KontraS melaporkan adanya dua orang hilang dan belum ditemukan dengan nama M Farhan Hamid dan Reno Syahputeradewo.KontraS pernah menyampaikan jika keduanya terakhir kali terlihat di kawasan Kwitang yang menjadi salah satu titik kerusuhan pada 29 Agustus 2025, lalu.Kemudian pada Kamis 30 Oktober, pekerja renovasi gedung ACC Kwitang menemukan dua kerangka manusia dalam kondisi tertimbun plafon.Dua kerangka manusia itu dalam kondisi hangus terbakar dan tidak dikenali bentuknya. Kerangka itu ditemukan di lantai 2 gedung ACC, Kwitang, Senen.Gedung ACC Kwitang tersebut sebelumnya sempat terbakar saat terjadi kerusuhan akhir Agustus 2025.