Presiden Iran Akan Evakuasi Warga dari Teheran jika Hujan tak Kunjung Turun

Wait 5 sec.

Badai pasir melanda gedung-gedung di utara ibu kota Iran, Teheran, Iran, Selasa (17/5/2022). Foto: AFPPresiden Iran Masoud Pezehskian menyampaikan kekhawatirannya akan kekeringan yang berkepanjangan di Teheran. Saat ini, di ibu kota, tengah terjadi krisis air dan hujan belum juga turun. "Jika hujan tidak kunjung turun, kita harus menjatah penggunaan air di Teheran. Mungkin antara akhir November sampai awal Desember," kata Pezeshkian dalam pidatonya di TV nasional Iran, dilansir AFP, Jumat (7/11). "Kalau air sudah dijatah, tapi hujan tak kunjung turun, kita akan kehabisan air, dan kita akan mengevakuasi warga dari Teheran," imbuhnya. Krisis air memang tengah dirasakan di seluruh Iran, akibat curah hujan yang menurun. Tapi, ancaman serius dirasakan di Teheran. Sebab kota ini dihuni 10 juta penduduk dan terancam kehausan massal. Aliran air rendah sungai di hulu Bendungan Amir Kabir di sepanjang Sungai Karaj terlihat di pegunungan Alborz, Iran utara, pada 1 Juni 2025. Foto: ATTA KENARE / AFPPada Minggu (2/11), direktur perusahaan air, Behzad Parsa, mengingatkan hanya tersedia air untuk 2 pekan di waduk-waduk di sekitar Teheran. Kekeringan ini disebabkan oleh curah hujan di Iran yang turun drastis. Kantor berita Tasnim melaporkan bahwa curah hujan sepanjang tahun ini hanya mencapa 152 milimeter, turun 40 persen dari rata-rata pada 57 tahun terakhir. Lalu, Kepala Institut Riset Air Iran, Mohammad Reza Kavianpour menyebut di sejumlah provinsi, curah hujan turun 50 hingga 80 persen. Hal ini menyebabkan turunnya cadangan air di ibu kota, yang hanya mencapai 250 juta kubik per meter. Dibanding sepanjang 2023-2024 yang mencapai 490 juta kubik per meter."Kita harus bersiap menghadapi situasi kritis," kata Kavianpour kepada Tasnim.