Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara (kedua kanan) saat ditemui di Kampus UI Salemba Jakarta, Jumat (7/11/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparanPusat Kajian Ketahanan Energi untuk Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia (Puskep UI) menyebut bahan bakar nabati alias biofuel, menjadi salah satu solusi kemandirian energi Indonesia.Ketua Puskep UI, Ali Ahmudi, mengatakan Indonesia dituntut untuk segera bertransisi demi menurunkan emisi gas rumah kaca, termasuk menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.Selain itu, penggunaan biofuel di negeri ini juga didukung oleh melimpahnya potensi bahan baku, layaknya Brasil yang lebih maju dalam pengembangan biodiesel dan bioetanol hingga mencapai 100 persen (E100)."Kita dan Brasil itu enggak terlalu jauh. Sama-sama di negeri tropis, sama-sama agraris. Sama-sama punya hutan banyak, secara alam kita mirip. Seharusnya kita bisa mencapai kemandiran energi seperti Brasil, tanpa pernah ketergantungan terhadap minyak. Andai kita mau, andai kita bisa," tegasnya saat Diskusi Publik, Jumat (7/11).Ali menyebut jika dibandingkan negara tetangga seperti Vietnam dan Myanmar, maupun dengan negara maju seperti Amerika Serikat (AS), kondisi ketahanan energi Indonesia masih kalah jauh dari sisi migas dan minerba.Namun di sisi lain, Indonesia kaya akan sumber daya alam untuk bahan baku bioenergi. Dengan demikian, dia menegaskan bahwa bioenergi merupakan energi masa depan Indonesia di tengah kemandirian (independence) energi yang terus menurun.Ilustrasi pabrik bioetanol. Foto: Dok. Barata Indonesia"Independence energi kita makin lama makin menurun. Domestic supply turun terus ya tahun 1970-an, kita dikenal sebagai petro dollar. Kita hebat jual minyak terus, dan selanjutnya supply kita semakin menurun. Terjadi apa? Input makin naik," jelasnya."Ini adalah data yang kemudian menggambarkan bagaimana energi independence kita semakin lama semakin menurun. Harusnya kita melakukan sesuatu. Salah satunya adalah bioenergi adalah solusi," ungkap Ali.Menurutnya, implementasi biofuel merupakan pemikiran futuristik yang bisa mengeluarkan Indonesia dari jerat kemiskinan dan ketergantungan energi fosil yang mayoritas harus diimpor.Ali pun mengutip prinsip empat pilar keamanan energi, yakni ketersediaan (availability), aksesibilitas (accessibility), keterjangkauan (affordability), dan penerimaan (acceptability). Dia menilai, biofuel bisa memenuhi keempat prinsip tersebut."Bioenergi, bioetanol, itu adalah langkah nyata kita menuju keberlanjutan," tegasnya.Selain dari sisi keberlanjutan (sustainability), dia juga menilai implementasi biofuel juga bisa mendorong konsep kedaulatan (sovereignity) energi hingga Indonesia bisa mencapai kemandirian."Tanpa kedaulatan, mustahil kita mendapatkan ketahanan energi. itu bisa kita perjuangkan, salah satunya adalah proses transisi menuju energi terbarukan, salah satunya dengan bioetanol, biodiesel, bioenergi," tutur Ali.