Sejumlah pedagang melayani pembeli pakaian muslim di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (14/3/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparanKementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat kinerja ekspor produk fesyen Indonesia terus menunjukkan tren positif. Sepanjang Januari hingga September 2025, nilai ekspor fesyen mencapai USD 6,5 miliar atau sekitar Rp 108,5 triliun, naik 4,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan industri fesyen tanah air, terutama di segmen modest fashion atau busana Muslim, memiliki potensi besar untuk menembus pasar global."Ekspor kita untuk fesyen ini meningkat, dari Januari-September ini meningkat 4,56 persen. Jadi sekarang itu nilainya sudah mencapai 6,5 miliar dolar AS," ujar Budi di Jakarta, dikutip Antara pada Kamis (6/11).Menurutnya, peningkatan ekspor tersebut juga menjadi bukti bahwa produk busana Muslim Indonesia semakin kompetitif di pasar internasional.Dia menyampaikan, peningkatan transaksi ekspor menjadi bukti bahwa produk busana Muslim Indonesia memiliki daya saing tinggi.Dilanjut Budi, pencapaian tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat posisi RI sebagai pusat mode busana Muslim dunia. Ia menilai, ketika produk dalam negeri sudah berstandar ekspor, otomatis akan mengurangi ketergantungan terhadap produk impor."Kalau produk kita sudah berstandar ekspor, sebenarnya secara tidak langsung bisa membendung produk impor. Kalau kita pakai produk dalam negeri, kita pakai produk yang sudah bagus, ya nggak mungkin kita beli produk luar negeri," ujarnya.JMFW 2026 Catat Potensi Kontrak Dagang USD 12,28 jutaCapaian ekspor fesyen ini juga diikuti oleh peningkatan minat pembeli luar negeri dalam ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 yang digelar pada 6-9 November 2025. Pada gelaran itu, telah dijadwalkan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dan kontrak dagang senilai USD 12,28 juta.Budi menyebut, sejumlah calon pembeli dari berbagai negara hadir langsung dalam pameran tersebut, antara lain Malaysia, Prancis, Italia, Singapura, Uni Emirat Arab, Jepang, Sudan, Taiwan, Iran, dan Bahrain. Kehadiran mereka diharapkan membuka peluang ekspor yang lebih luas bagi produk fesyen dan busana Muslim Indonesia."Kami pengin, ekspor kita itu dinikmati oleh UMKM, oleh masyarakat kita. Jadi semua bisa merasakan, perusahaan yang besar, yang menengah, yang kecil, itu bisa ekspor," ujarnya.