CEO Nvidia, Jensen Huang (foto: x @nvidia)JAKARTA - CEO Nvidia, Jensen Huang, memicu perdebatan panas soal dominasi teknologi global setelah menyatakan bahwa China akan mengalahkan Amerika Serikat dalam perlombaan kecerdasan buatan (AI). Pernyataan itu ia sampaikan di sela-sela Future of AI Summit yang digelar oleh Financial Times, Rabu 5 November.“China akan memenangkan perlombaan AI,” kata Huang dikutip VOI dari Financial Times. “Seperti yang sudah saya katakan sejak lama, China hanya tertinggal beberapa nanodetik dari Amerika dalam bidang AI.”Melalui unggahan di platform X, bos Nvidia itu menegaskan bahwa kemenangan Amerika hanya mungkin jika negara tersebut mempercepat langkah dan menarik minat para pengembang AI di seluruh dunia. “Sangat penting bagi Amerika untuk terus melaju dan memenangkan hati para developer global,” tulisnya.Huang, yang memimpin perusahaan chip paling berharga di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, sebelumnya juga menyoroti ketegangan antara kebijakan ekspor Amerika Serikat dan kebutuhan pasar China. Dalam konferensi pengembang Nvidia di Washington bulan lalu, ia menegaskan bahwa dominasi teknologi AS harus dibangun di atas American tech stack, tetapi tanpa mengabaikan pasar China.“Kami ingin Amerika memenangkan perlombaan AI. Tidak ada keraguan tentang itu. Namun kami juga perlu hadir di China untuk memenangkan para pengembang mereka,” ujar Huang. “Kebijakan yang membuat Amerika kehilangan separuh pengembang AI dunia tidak akan menguntungkan dalam jangka panjang—justru merugikan kita.”Pernyataan Huang muncul di tengah meningkatnya tensi antara Washington dan Beijing terkait akses China terhadap chip AI canggih buatan Nvidia. Pemerintah AS sebelumnya telah membatasi ekspor beberapa model prosesor berteknologi tinggi ke China dengan alasan keamanan nasional.Sementara itu, Presiden AS, Donald Trump, menegaskan dalam sebuah wawancara yang tayang Minggu lalu bahwa chip generasi terbaru Nvidia, seri Blackwell, hanya akan tersedia untuk pelanggan Amerika. “China boleh berinteraksi dengan Nvidia, tapi tidak dalam hal chip paling canggih,” kata Trump.Nvidia belum mengajukan izin ekspor baru ke China. Huang mengatakan hal itu dipicu oleh sikap pemerintah Beijing yang kini menutup akses terhadap produk-produk perusahaan AS.Persaingan AI antara Amerika dan China kini menjadi ajang paling strategis di dunia teknologi modern—dan pernyataan Huang menjadi sinyal keras bahwa medan perang berikutnya bukan sekadar di laboratorium riset, tapi di arena geopolitik global yang semakin panas.