Tentara Pemberontak RSF yang Bantai 2000 Warga Sudan Setujui Gencatan Senjata

Wait 5 sec.

Anggota 'sel keamanan gabungan' yang terdiri dari berbagai layanan militer dan keamanan yang berafiliasi dengan tentara Sudan, mengacungkan senapan saat parade di kota Gedaref, Sudan, Minggu (28/7/2024). Foto: AFPPasukan pemberontak atau Rapid Support Forces atau RSF yang terlibat dalam pembantaian yang menewaskan 2.000 warga Sudan menyetujui proposal gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat. Dilansir Aljazeera, gencatan senjata itu akan mengakhiri perang bersaudara yang sudah berjalan 2 tahun antara RSF dan Angkatan Bersenjata Sudan (Sudanese Armed Forces/SAF).Dalam pernyataannya pada Kamis, kelompok paramiliter tersebut mengatakan bahwa mereka menerima “gencatan senjata kemanusiaan” yang diusulkan oleh kelompok mediator yang dipimpin AS — dikenal sebagai “kelompok kuartet” — yang terdiri dari Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab (UEA).Tujuan gencatan senjata ini adalah untuk menangani dampak kemanusiaan yang sangat parah akibat perang serta meningkatkan perlindungan terhadap warga sipil.Belum ada tanggapan langsung dari pihak militer Sudan (SAF) terkait kesepakatan tersebut.Awal pekan ini, Penasihat Senior AS untuk Urusan Arab dan Afrika, Massad Boulos, mengatakan bahwa upaya menuju gencatan senjata sedang berlangsung dan bahwa kedua pihak “secara prinsip telah menyetujui” usulan tersebut.“Kami belum mencatat adanya keberatan awal dari kedua pihak. Saat ini kami fokus pada rincian teknisnya,” ujar Boulos pada Senin, dikutip oleh media Sudan Tribune.Melaporkan dari Khartoum, koresponden Al Jazeera Hiba Morgan menyampaikan bahwa rencana tersebut akan dimulai dengan gencatan senjata kemanusiaan selama tiga bulan, yang dapat membuka jalan bagi solusi politik jangka panjang, termasuk pembentukan pemerintahan sipil baru.Menurut Morgan, RSF mengatakan bahwa mereka berkeinginan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung dua tahun ini.Sementara itu, SAF berulang kali menegaskan keinginannya untuk melanjutkan pertempuran. Pejabat militer disebut tidak percaya bahwa anggota RSF dapat diintegrasikan kembali ke dalam masyarakat Sudan.Morgan juga melaporkan bahwa SAF sebelumnya menyatakan menolak keterlibatan Uni Emirat Arab dalam pembicaraan gencatan senjata dan akan menuntut agar RSF menarik pasukannya dari kota-kota yang mereka duduki, serta memenuhi beberapa syarat lainnya.