AS Catat PHK Oktober 2025 Terbanyak dalam 20 Tahun

Wait 5 sec.

Ilustrasi Pekerja di Amerika Serikat Foto: ThinkstockAmerika Serikat (AS) mencatatkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada bulan Oktober 2025 menjadi yang terbanyak dalam 20 tahun terakhir. Hal ini terjadi karena industri mengadopsi kecerdasan buatan dan banyaknya langkah efisiensi biaya oleh industri.Dikutip dari Bloomberg, Kamis (6/11), dua penyebab tersebut didasarkan dari temuan perusahaan outplacement Challenger, Gray & Christmas Inc.“Beberapa industri sedang melakukan penyesuaian setelah lonjakan perekrutan selama pandemi. Namun hal ini juga terjadi karena adopsi AI, pelemahan belanja konsumen dan korporasi, serta meningkatnya biaya yang mendorong perusahaan untuk melakukan penghematan dan pembekuan rekrutmen,” tulis laporan tersebut.Tercatat terjadi sebanyak 153.074 PHK pada bulan Oktober 2025 di AS. Angka ini melonjak tiga kali lipat dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Selain itu, angka in menjadi angka PHK tertinggi untuk bulan Oktober sejak tahun 2003.“Mereka yang terkena PHK kini semakin sulit untuk segera mendapatkan pekerjaan baru, yang bisa membuat pasar tenaga kerja menjadi lebih longgar,” lanjut laporan tersebut.Pada tahun ini, jumlah PHK di AS telah melampaui 1 juta kasus. Angka itu menjadi yang tertinggi sejak masa pandemi. Pada periode yang sama, perusahan di AS juga mengumumkan rencana rekrutmen paling sedikit sejak 2011.Meningkatnya kasus PHK ini juga berpotensi memicu kekhawatiran terhadap kondisi pasar tenaga kerja. Utamanya, ketika para pekerja yang baru saja kehilangan pekerjaan menghadapi upaya mencari kerja yang semakin sulit.Data PHK dari Challenger tersebut juga bertentangan dengan pernyataan terbaru Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell, yang menyebut bahwa pelemahan pasar tenaga kerja berlangsung sangat bertahap.“Masih ada kemungkinan bahwa dengan adanya penurunan suku bunga dan hasil yang kuat pada November, perusahaan mungkin akan melakukan perekrutan tambahan di akhir musim. Namun untuk saat ini, kami tidak memperkirakan adanya musim perekrutan yang kuat pada 2025,” tulis Challenger.Sementara itu, data ADP Research pada Rabu (5/11), menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja di perusahaan AS bertambah 42.000 pada Oktober setelah dua bulan berturut-turut mengalami penurunan. Angka ini menandakan adanya sedikit stabilisasi meski masih konsisten dengan tren pelemahan permintaan tenaga kerja secara umum.