Roblox dituding berbahaya bagi anak (foto: X @roblox) JAKARTA – Jaksa Agung Texas, Ken Paxton, menggugat Roblox pada Kamis, 6 November 2025. Melalui gugatan ini, Roblox dituding menipu orang tua mengenai risiko keselamatan anak-anak. Platform permainan daring yang tengah populer di berbagai belahan dunia tersebut, termasuk Indonesia, disebut sebagai 'surga bagi para predator anak dan eksploitasi seksual'. Jaksa Agung dari Kentucky dan Louisiana diketahui bergabung dalam gugatan ini. "Kita tidak bisa membiarkan platform seperti Roblox terus beroperasi sebagai arena bermain digital bagi para predator," kata Paxton dalam sebuah pernyataan, melansir dari Reuters pada Jumat, 7 November. Setelah gugatan ini diajukan, Roblox memberikan pernyataan tegas. Perusahaan tersebut membeli diri dengan menyatakan bahwa mereka memiliki protokol keamanan yang kuat, tidak seperti yang dituduhkan. Roblox juga mengklaim bahwa mereka telah menerapkan berbagai kontrol untuk menghilangkan pelaku kejahatan dan melindungi penggunanya. Salah satunya adalah kontrol bagi orang tua untuk membatasi komunikasi di akun anaknya. Orang tua maupun wali juga dapat membatasi konten yang masuk ke akun anaknya. Ini menunjukkan komitmen Roblox dalam memperkuat keamanannya meski kendali masih berada di tangan para orang tua. Selain itu, perusahaan yang berbasis di San Mateo, California, ini juga tidak mengizinkan pengguna untuk berbagi gambar. Dalam upaya yang lebih besar untuk menjaga keamanan platform, Roblox mengaku aktif bekerja sama dengan penegak hukum. Roblox pun menunjukkan kekecewaannya terhadap gugatan Paxton. Menurutnya, Paxton seharusnya bekerja sama untuk mencari solusi atas 'tantangan di industri ini'. Bagi Roblox, gugatan ini didasari oleh 'misrepresentasi dan klaim yang sensasional'. Dalam laporan kuartal ketiga terbarunya, Roblox mencatat rata-rata 151,5 juta pengguna aktif harian. Data tahun 2024 menunjukkan bahwa 40 persen dari pengguna aktif harian tersebut berusia di bawah 13 tahun. Belum ada data terbaru untuk tahun ini.