Ilustrasi sperma (Foto: Freepik/Freepik) JAKARTA - Plastik sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dari botol minum, kantong belanja, hingga wadah makanan, hampir semuanya mengandung plastik. Namun, tahukah Anda bahwa paparan plastik, terutama mikroplastik dapat memengaruhi kesehatan reproduksi pria, hingga menurunkan jumlah sperma?Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran sangat kecil yang bisa masuk ke tubuh manusia melalui makanan, minuman, atau udara yang dihirup. Masalahnya, banyak plastik mengandung bahan kimia pengganggu hormon (endocrine-disrupting chemicals/EDCs)."Jika hormon dalam tubuh salah arah atau terganggu, banyak hal buruk bisa terjadi. Hormon itu vital untuk fungsi normal tubuh," jelas Dr. Shanna Swan, pakar epidemiologi reproduksi dari Icahn School of Medicine, dikutip dari laman Moms Clean Air Force pada Sabtu, 30 Agustus 2025.Dengan kata lain, zat kimia dalam plastik bisa mengacaukan sistem hormon yang mengatur kesuburan pria.Penelitian yang dipimpin Dr. Swan menemukan jumlah sperma pria di dunia terus menurun. Dalam 50 tahun terakhir, jumlah sperma menurun lebih dari 50 persen."Pada 2017 kami menemukan penurunan yang signifikan, dan pada 2022 data terbaru menunjukkan penurunannya lebih cepat dari yang pernah kami perkirakan, dan terjadi di seluruh dunia,” ungkap Dr. Swan. Faktor lingkungan, termasuk paparan plastik dan pestisida, diduga kuat menjadi penyebab utama.Menurut Dr. Swan, sperma lebih mudah diteliti dibandingkan sel telur, sehingga data mengenai dampak zat kimia terhadap pria jauh lebih jelas."Untuk pria, lebih mudah diteliti. Sperma bisa dianalisis dengan cepat. Berbeda dengan sel telur perempuan yang lebih sulit diakses," katanya.Temuan lain juga menunjukkan perbedaan wilayah. Misalnya, pria yang tinggal di daerah dengan penggunaan pestisida tinggi, seperti lahan pertanian jagung dan kedelai di Missouri, memiliki jumlah sperma hanya setengah dari pria di Minnesota.Kabar baiknya, ada langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk mengurangi paparan mikroplastik dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:- Menggunakan botol minum kaca atau stainless steel.- Menghindari menyimpan makanan panas dalam wadah plastik.- Membatasi penggunaan kantong plastik sekali pakai.- Memilih produk perawatan tubuh bebas bahan kimia berbahaya."Tidak sulit untuk berhenti memakai produk yang jelas mengandung zat pengganggu hormon. Setiap pilihan kecil bisa berdampak besar pada kesehatan kita." imbuh Dr. Swan.