Ilustrasi Neraca Perdagangan (Foto: Antara)JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia pada September 2025 hanya mencapai 3,2 miliar dolar AS, atau turun dibandingkan pada bulan Agustus 2025 sebesar 5,5 miliar dolar AS. “Surplus perdagangan yang lebih rendah pada September 2025 disebabkan peningkatan impor bulanan, sementara ekspor menurun secara bulanan,” ujarnya dalam keterangannya, dikutip Minggu, 2 November. Adapun secara tahunan (year on year/YoY), ekspor diperkirakan tumbuh 7,3 persen, naik dari capaian Agustus 2025 sebesar 5,8 persen (YoY). Namun, jika dibandingkan secara bulanan (month to month/MtM), ekspor diprediksi menurun 4,8 persen.Andry menjelaskan, pertumbuhan ekspor tahunan yang tetap solid tersebut ditopang oleh peningkatan pengiriman di sektor manufaktur dan pertanian.Di sisi lain, impor diperkirakan naik 8,6 persen (YoY) dan tumbuh 5,8 persen (MtM) pada September 2025, terutama disebabkan oleh lonjakan impor nonmigas.Lebih lanjut, Andry mengungkapkan data perdagangan dari mitra utama Indonesia menunjukkan impor dari China, yang didominasi oleh mesin, peralatan listrik, dan kendaraan bermotor, meningkat 17,1 persen (YoY), namun mengalami kontraksi 2,3 persen (MtM).Sementara itu, impor dari SingapMtM yang sebagian besar terdiri dari produk minyak tercatat turun 7,1 persen (YoY), tetapi naik cukup signifikan 12,7 persen (MtM).