Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan pencapaian pembangunan infrastruktur 1 tahun pemerintahan Prabowo-Gibran di Kantor Kemenko IPK, Jakarta, Selasa (21/10/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparanUtang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh masih menjadi pekerjaan rumah yang belum diselesaikan pemerintah. Opsi negosiasi ke China untuk restrukturisasi utang tersebut sedang dimatangkan.Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengatakan pembiayaan utang Whoosh akan melibatkan negara, termasuk kemungkinan dukungan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).“Pemerintah, APBN, pasti akan menjadi bagian. Namun untuk spesifikasinya akan disampaikan pada kesempatan lain. Yang jelas, tadi kita bicara infrastruktur di berbagai negara, dan tentunya negara akan hadir di situ,” kata AHY di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (3/11).AHY menegaskan Presiden Prabowo Subianto telah mengarahkan agar pemerintah memberikan kepastian dan solusi terkait pembiayaan proyek tersebut. Ia menegaskan pemerintah tengah menyiapkan sejumlah opsi restrukturisasi, termasuk skema pembagian beban tanggung jawab antara pihak-pihak terkait.“Sementara ada sejumlah opsi bagaimana operasional dan kepentingan untuk fokus pada profit dipisahkan dari pengelolaan infrastrukturnya. Harapannya berjalan dengan baik. Akan ada sharing responsibility, ada burden sharing,” tutur AHY.Terkait negosiasi dengan pihak China sebagai mitra proyek, AHY memastikan pembicaraan masih berlangsung dan dilakukan secara hati-hati agar hasilnya optimal bagi Indonesia.“Ada banyak aspek yang dinegosiasikan. Kami tidak ingin mengumbar dulu. Mohon dimaklumi, negosiasi harus ada ruangnya dan diberikan proses yang menghasilkan hasil terbaik untuk kita. Prinsipnya, negosiasi ini harus yang terbaik untuk Indonesia,” tutur AHY.Opsi Skema Restrukturisasi Whoosh di Tengah Penurunan Jumlah PenumpangKereta cepat Whoosh melintas di Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (31/7/2025). Foto: Abdan Syakura/ANTARA FOTOBadan Pusat Statistik (BPS) mencatat penumpang kereta cepat Whoosh menurun tajam pada September 2025, di tengah rencana pemerintah mengkaji skema restrukturisasi.Penumpang Whoosh turun 11,29 persen dibanding bulan sebelumnya, menjadi salah satu moda dengan penurunan paling dalam di sektor perkeretaapian.“Penurunan jumlah penumpang terjadi di wilayah/rute komuter Jabodetabek, Jawa non-Jabodetabek, kereta bandara, MRT, LRT, dan kereta cepat Whoosh masing-masing turun 0,71 persen; 1,45 persen; 3,79 persen; 1,81 persen; 2,66 persen; dan 11,29 persen,” tulis Berita Resmi Statistik BPS, Senin (3/11).Jumlah penumpang Whoosh pada September tercatat sebanyak 473.600 penumpang. Lebih rendah dari Agustus yang mencapai 533.900 penumpang. Meski ada perlambatan bulanan, secara kumulatif sektor perkeretaapian masih tumbuh positif.Sementara secara kumulatif Januari-September 2025, BPS mencatat kenaikan jumlah penumpang kereta cepat Whoosh paling kecil di antara moda transportasi kereta api lain, yakni hanya sebesar 3,56 persen.