Nilai Tukar Petani Turun ke 124,33 pada Oktober 2025, Ini Penyebabnya

Wait 5 sec.

Petani (Foto: Antara)JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai tukar petani (NTP) terkontraksi 0,02 persen secara bulanan atau month to month (mtm) menjadi 124,33 pada Oktober 2025. Padahal, di September lalu, NTP berada pada angka 124,36Adapun nilai tukar petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade ) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.Sehingga, semakin tinggi nilai tukar petani, maka secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan, penurunan NTP itu dikarenakan kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) lebih lambat dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib).Indeks harga yang diterima petani mencapai 155,13 atau naik 0,06 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani mencapai 124,77 atau meningkat 0,08 persen."Penurunan NTP terjadi pada indeks harga diterima petani naik sebesar 0,06 persen, yang mana kenaikan indeks harga ini lebih lambat dari kenaikan indeks harga dibayarkan petani sebesar 0,08 persen," ucap Pudji dalam Rilis BRS di Jakarta, Senin, 3 November.Adapun penyumbang komoditas indeks diterima petani adalah kelapa sawit, jagung, karet, dan cabai merah. Sedangkan komoditas penyumbang indeks yang dibayar petani adalah cabai merah, telur ayam ras, emas perhiasan dan jeruk.Berdasarkan subsektornya, penurunan NTP Oktober 2025 dipengaruhi oleh penurunan NTP di subsektor hortikultura sebesar 2,33 persen dan nilai tukar nelayan (NTN) yang turun sebesar 0,04 persen. Hal itu dikarenakan penurunan indeks harga yang diterima nelayan lebih dalam dari penurunan indeks harga dibayar nelayan.Sebaliknya, subsektor lain mengalami kenaikan NTP yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,17 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik 0,25 persen. NTP peternakan juga naik 0,60 persen, perikanan naik 0,03 persen dan pembudidaya ikan naik 0,14 persen.