Didamaikan Trump ‘Peacemaker’, Thailand-Kamboja Tarik Senjata hingga Bersihkan Ranjau

Wait 5 sec.

Presiden AS Donald Trump saat menyaksikan penandatanganan kesepakatan perdamaian Kamboja-Thailand/FOTO via Instagram @whitehouseJAKARTA - Thailand dan Kamboja mulai menarik senjata berat dan melakukan operasi pembersihan ranjau di sepanjang perbatasan yang disengketakan sebagai bagian dari langkah-langkah untuk meredakan ketegangan menyusul penandatanganan perpanjangan gencatan senjata pekan lalu.Para pemimpin Thailand dan Kamboja menandatangani kesepakatan gencatan senjata yang ditingkatkan pekan lalu di Kuala Lumpur di hadapan Presiden AS Donald Trump—yang dijuluki Gedung Putih sebagai Peacemaker—tiga bulan setelah ketegangan perbatasan antara kedua negara meletus menjadi konflik mematikan selama lima hari.Juru bicara pemerintah Siripong Angkasakulkiat mengatakan Thailand tidak akan membebaskan 18 tentara Kamboja yang ditahan sejak konflik atau membuka kembali pos pemeriksaan perbatasan sampai mereka menilai Kamboja mematuhi perjanjian tersebut.Laksamana Muda Surasant Kongsiri, juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, mengatakan dalam konferensi pers bahwa operasi pembersihan ranjau di sepanjang perbatasan telah dimulai, dengan Thailand mengusulkan pembersihan ranjau darat di 13 area dan Kamboja di satu area.Pekan lalu, kedua negara mengatakan dalam pernyataan bersama mereka telah sepakat untuk menarik senjata berat dari perbatasan dalam tiga tahap, dimulai dengan sistem roket, diikuti oleh artileri, kemudian tank dan kendaraan lapis baja lainnya.  Sebelumnya Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan tahap pertama penarikan pasukan dijadwalkan berlangsung selama tiga minggu, terhitung sejak 1 November."Kami memperkirakan penarikan senjata berat akan selesai pada akhir tahun," kata Surasant pada Senin, 3 November dilansir Reuters.Kedua negara juga telah meningkatkan upaya bersama untuk memerangi kejahatan siber transnasional dan sedang mengupayakan upaya demarkasi bersama yang mendesak di wilayah perbatasan yang disengketakan, ujarnya.Perang lima hari pada bulan Juli menewaskan 48 orang dan menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi sementara dari kedua belah pihak.Peristiwa itu merupakan pertempuran terburuk antara kedua negara dalam beberapa dekade. Gencatan senjata awal yang ditengahi di Malaysia dengan keterlibatan AS ditandatangani pada 28 Juli.