Balinusra Sepakat Bangun Super Hub Pariwisata

Wait 5 sec.

Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal (tengah), Gubernur Bali I Wayan Koster (kiri) dan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena/ANTARA HOMATARAM - Pemerintah Provinsi Bali bersama Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur atau Bali Nusa Tenggara (Balinusra) menyepakati membangun super hub untuk memperkuat potensi kawasan regional di tiga wilayah itu."Kerja sama ini bertujuan memperkuat potensi masing-masing daerah dan saling berkolaborasi," kata Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal di Rumah Jabatan Gubernur Bali dalam pertemuan kerja sama regional Bali, NTB, dan NTT, dilansir ANTARA, Senin, 3 November.Ia mengatakan pertemuan tiga provinsi ini menjadi langkah awal penyusunan kerja sama lintas provinsi untuk memperkuat pembangunan dan integrasi kawasan selatan Indonesia."Potensi itu tidak saling melemahkan tapi justru saling menguatkan. Salah satu bagian di mana penting dari kerja sama ini adalah berbagi praktik terbaik, karena masing-masing provinsi itu punya kebijakan-kebijakan yang baik, yang bisa saling kita tiru," ujarnya.Menurut Iqbal, kerja sama tersebut akan diarahkan pada bentuk integrasi di beberapa sektor strategis, seperti pariwisata dan energi. Kemudian perhubungan, baik udara, darat, maupun laut, serta 10 aspek kerja sama lainnya."Ada aspek di mana kita sudah siap melakukan integrasi yaitu di pariwisata, kemudian energi, kemudian di perhubungan," katanya.Sementara itu, Gubernur Bali, I Wayan Koster, mengatakan hasil pertemuan ini akan menjadi dasar penyusunan dokumen nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dari tiga provinsi."Itu akan dirumuskan menjadi MoU yang akan dilaksanakan di NTB pada 25 November nanti," ujarnya.Koster menerangkan, yang merumuskan hasil pertemuan menjadi MoU dan perjanjian kerja sama, yakni Gubernur NTB yang akan didampingi oleh para Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dari Bali, Bappeda NTB dan Bappeda NTT, serta kepala dinas yang terkait."Kemudian tindak lanjut lagi adalah penandatanganan perjanjian kerja sama atau KS dilakukan di NTT pada tanggal 22 Desember nanti," terang Koster.Koster menegaskan, semangat kerja sama ini bukan sekadar mengenang hubungan historis antarprovinsi, melainkan memperkuat kolaborasi strategis untuk menjawab tantangan pembangunan masa kini dan masa depan."Ikatan kami tadi spirit-nya masih sangat kuat, bukan kita bernostalgia, tapi kita melihat sejarah, perkembangan saat ini dan kebutuhan di masa yang akan datang perlu kita bersinergi, berkolaborasi, tiga provinsi, Bali, NTB, NTT. Tadi sudah sangat produktif pertemuannya, sangat bagus. Kami akan fokus kerja sama dengan tiga provinsi ini saat ini," katanya.Sementara Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menilai pertemuan ketiga provinsi ini bentuk kontribusi wilayah selatan Indonesia terhadap pembangunan nasional, terutama dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sesuai arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029."Kami menyangga di bagian selatan republik ini dan kerja sama ini mudah-mudahan nanti membuat kami, NTT, NTB, dan Bali ini makin kuat secara masing-masing provinsi maupun kawasan," ujar Melki. Selain itu, menurut Melki, kerja sama ini terkait dengan tugas dari Jakarta tiga daerah ini sebagai penyumbang dan memperkuat diri aspek pariwisata dan ekonomi kreatif. Total sumbangan dari tiga daerah ini untuk Indonesia mencapai 2,8 persen."Dan terus akan kami tingkatkan ya, baik dari aspek pariwisata dan ekonomi kreatif dan aspek-aspek lain," katanya.Melki juga mengajak masyarakat serta diaspora dari ketiga provinsi untuk turut berkontribusi dalam pembangunan kawasan selatan Indonesia."Jadi, warga-warga diaspora NTB, NTT, Bali mau kita ajak juga terlibat bareng-bareng bangun daerah tiga ini dengan baik," ucap Melki.Adapun sepuluh bidang yang akan di kolaborasi-kan dalam Kerja Sama Regional Bali, NTB, dan NTT (KRBNN) meliputi sosial, kebencanaan, pariwisata, ketenteraman dan ketertiban, pertanian dan ketahanan pangan, komunikasi dan informatika, perindustrian dan perdagangan, perhubungan, kelautan dan perikanan, serta penanaman modal.