Ilustrasi emas Antam (ANTARA)JAKARTA - Bank investasi global Morgan Stanley memperkirakan harga emas dapat menembus level US$ 4.500 per ons pada pertengahan 2026. Prediksi tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan emas dari bank sentral dan dana investasi berbasis emas (exchange-traded funds/ETF) di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.“Pergerakan harga emas belakangan ini memang sudah masuk zona overbought berdasarkan indikator relative strength index (RSI), tetapi koreksi terakhir membuatnya lebih sehat dan menata ulang posisi pasar,” tulis Morgan Stanley dalam laporan yang dikutip dari Reuters, Minggu 2 November.Morgan Stanley memperkirakan pembelian emas oleh ETF akan terus meningkat seiring tren penurunan suku bunga global. Pada sisi lain, bank sentral diprediksi tetap melanjutkan pembelian emas, meski dengan laju yang lebih moderat. Adapun permintaan emas untuk perhiasan diperkirakan stabil dalam waktu dekat.Namun, Morgan Stanley juga mengingatkan bahwa potensi penurunan harga tetap ada. Volatilitas pasar dan perubahan kebijakan moneter bank sentral bisa memicu investor berpindah ke aset lain atau mengurangi cadangan emas.Sepanjang 2025, harga emas telah naik lebih dari 54%, menembus rekor tertinggi US$ 4.381,21 per ounce pada Senin (20/10/2025) sebelum terkoreksi lebih dari 8%.Reli harga emas ini dipicu oleh ketegangan geopolitik, ekspektasi pemangkasan suku bunga, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, serta aliran dana kuat ke ETF berbasis emas.