Petugas mengoperasikan alat berat untuk menyingkirkan material longsor yang menutup akses jalan antarkecamatan di Desa Depok, Trenggalek, Jawa Timur, Minggu (2/11/2025). ANTARA FOTO/Destyan SujarwokoTRENGGALEK - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi menyusul cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur sejak akhir Oktober. Dalam sepekan terakhir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek mencatat sejumlah kejadian tanah longsor dan banjir di beberapa kecamatan yang menelan korban jiwa. Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Triadi Atmono, mengatakan langkah kesiapsiagaan dilakukan setelah dalam dua hari terakhir terjadi empat bencana alam di tiga kecamatan. “Dari kejadian tersebut, dua warga meninggal dunia dan dua lainnya masih dalam pencarian setelah tertimbun longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan,” ujar Triadi di Trenggalek, Antara, Minggu, 2 November. Ia menuturkan, curah hujan dengan intensitas tinggi menjadi pemicu utama longsor dan banjir yang melanda kawasan tersebut. Tim gabungan telah dikerahkan untuk melakukan penanganan darurat, termasuk pembersihan material dan pencarian korban. Longsor juga terjadi di Desa Dawuhan dan wilayah Kecamatan Dongko, yang menyebabkan beberapa rumah rusak serta menutup akses jalan. Sekitar 100 kepala keluarga dilaporkan mengungsi ke lokasi aman sambil menunggu kondisi membaik. Sementara di Kecamatan Trenggalek, banjir akibat luapan Sungai Brangkal menggenangi puluhan rumah di Desa Ngares dan Dawuhan. Sedikitnya 165 jiwa terdampak, meski tidak ada laporan korban jiwa. “Alat berat sudah kami kirim untuk membuka akses jalan yang tertutup longsor, sementara tim lain fokus membantu warga terdampak banjir,” kata Triadi. Ia menambahkan, BPBD Trenggalek kini memperkuat koordinasi dengan seluruh kecamatan dan relawan tangguh bencana di wilayah rawan, khususnya daerah perbukitan dan bantaran sungai. Langkah mitigasi dan pemantauan dini dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban lebih banyak. “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak beraktivitas di sekitar lereng curam atau aliran sungai saat hujan deras berlangsung,” ujarnya. Sebelumnya, BMKG Juanda memperingatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang di wilayah selatan Jawa Timur, termasuk Trenggalek, dalam sepekan ke depan. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung.