Gedung sekolah yang roboh di komunitas Busa Buji, negara bagian Plateau, Nigeria, Jumat (12/7/2024). Foto: Joshua Inusa/REUTERSIsu pembantaian umat Kristen di Nigeria memicu kemarahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dia mengancam akan menyerang Nigeria.Lewat unggahan di media sosial miliknya, Truth, pada Sabtu (1/11), Trump memerintahkan penghentian semua bantuan ke Nigeria.“Jika Amerika Serikat (AS) mengirimkan pasukan militernya, mereka akan mengerahkan senjata-senjata yang membara untuk sepenuhnya memusnahkan Teroris yang melakukan kekejaman mengerikan ini,” kata Trump seperti dikutip dari Reuters.Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan keterangan kepada wartawan saat perjanjian tentang logam langka dan mineral kritis selama pertemuan di Ruang Kabinet Gedung Putih, Washington, D.C., AS, Senin (20/10/2025). Foto: Kevin Lamarque/ReutersKendati menebar ancaman, Trump tak mengungkap bukti detail perihal bagaimana perlakuan umat Kristen di Nigeria. Ia hanya menyebut Nigeria sebagai sebuah aib dan meminta pemerintahan setempat segera bertindak melindungi umat Kristen.“Kalau kita menyerang, serangannya akan cepat, ganas, dan manis, persis seperti para teroris menyerang umat Kristen kita yang terkasih,” kata Trump.Menhan AS Pete Hegseth mengkonfirmasi perintah Trump. Hegseth menegaskan aksi militer bisa segera diluncurkan jika dugaan pembantaian umat Kristen di Nigeria benar terjadi.Nigeria Bantah Tudingan Trump: Tak Ada Genosida Umat Kristen di Negara Kami!Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu mengambil bagian dalam panel pada Pertemuan Khusus Forum Ekonomi Dunia di Riyadh pada 28 April 2024. Foto: FAYEZ NURELDINE / AFPPemerintah Nigeria membantah isu pembantaian umat Kristen di sana. Isu tersebut memicu ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Nigeria.Trump pada akhir pekan lalu mempertimbangkan dua opsi serangan ke Nigeria, yaitu lewat udara atau pengerahan pasukan darat.Adapun atas dugaan pembantaian umat Kristen seperti disampaikan Trump, jubir Kemlu Nigeria Kimiebi Imomotimi Ebienfa membantah dengan tegas.“Kami tidak bangga dengan situasi keamanan yang sedang kami alami, tetapi jika kita mengikuti narasi bahwa hanya umat Kristen yang menjadi sasaran, tidak, itu tidak benar. Tidak ada genosida Kristen di Nigeria," ujar Ebienfa dalam wawancara khusus dengan Al-Jazeera.Trump Ungkap Skema Serangan ke NigeriaTrump mengungkap bagaimana bentuk serangan ke Nigeria. Rencana Trump menyerang Nigeria lantaran isu pembantaian umat Kristen di sana.Saat berada di pesawat kepresidenan Air Force One Minggu (2/11), Trump menyebut ada dua opsi serangan ke sana, yaitu darat dan udara.“Bisa jadi. Maksud saya, hal-hal lain. Saya membayangkan banyak hal. Mereka membunuh umat Kristen dalam jumlah yang memecahkan rekor di Nigeria,” kata Trump seperti dikutip dari Reuters.“Mereka membunuh umat Kristen dan membunuh mereka dalam jumlah yang sangat besar. Kita tidak akan membiarkan itu terjadi,” sambung dia.Sejak pertama kali melontarkan isu pembantaian umat Kristen di Nigeria, Trump tak melampirkan bukti detail.Umat Islam & Agama Lokal Jadi Target Pembunuhan di NigeriaIlustrasi simbol beberapa Agama. Foto: Shutter StockSalah seorang pengacara kemanusiaan serta analis konflik di Nigeria, Bulama Bukarti, menyebut laporan pembantaian umat Kristen di Nigeria tak tepat. Dalam pandangannya isu itu diembuskan gerakan sayap kanan pendukung Trump.“Semua data mengungkap tidak ada pembantaian pemeluk Kristen terjadi di Nigeria,” ucap Bukarti kepada media Qatar, Al-Jazeera.Penelitiannya mengungkap serangan ke kelompok warga sipil di Nigeria dilakukan oleh teroris Boko Haram dan kelompok bersenjata lain. Namun, targetnya semata bukan kelompok Kristen.“Ini adalah narasi berbahaya sayap kanan yang yang telah lama membara dan diperparah oleh Presiden Trump hari ini. Ini memecah belah, dan hanya akan semakin meningkatkan ketidakstabilan di Nigeria,” papar Bukarti.Ia lalu mengungkap serangan kelompok Boko Haram turut menargetkan umat Muslim dan pemeluk agama tradisional di Nigeria.“Mereka mengebom pasar. Mereka mengebom gereja. Mereka mengebom masjid, dan mereka menyerang setiap lokasi sipil yang mereka temukan. Mereka tidak membeda-bedakan antara Muslim dan umat Kristen,” papar dia.