Kapal yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla berlayar menembus blokade laut Israel untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza di Yunani, Jumat (26/9/2025). Foto: Stefanos Rapanis/ReutersKementerian Luar Negeri Israel mengatakan telah mendeportasi sejumlah aktivisi Global Sumud Flotilla. Sebelumnya, Global Sumud Flotilla meminta Israel membebaskan seluruh aktivis. Sebagian dari mereka dilaporkan mogok makan tanpa batas waktu yang tak ditentukan sejak ditahan.Global Sumud Flotilla juga menegaskan tidak akan mengakhiri misi mereka."Israel ingin mengakhiri prosedur ini sesegera mungkin," kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam pernyataannya di X, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (3/10).Kementerian Luar Negeri Israel juga mengeklaim 461 aktivis yang ditangkap dalam keadaan aman dan sehat.4 Aktivis Italia DideportasiDua kapal yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla berlayar menembus blokade laut Israel untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza di Yunani, Jumat (26/9/2025). Foto: Stefanos Rapanis/ReutersEmpat aktivisi asal Italia yang tergabung yang bergabung dalam pelayaran Global Sumud Flotilla menembus blokade Gaza dideportasi oleh Israel.Israel juga tengah bersiap mendeportasi ratusan aktivis lainnya.Puluhan ribu warga Italia pun turun ke jalan, menunjukkan dukungan terhadap Global Sumud Flotilla yang berlayar ke Gaza membawa bantuan kemanusiaan."Setelah apa yang saya lihat dengan flotilla, saya pikir saya tidak dapat diam saja dan tak melakukan apa-apa. Ini pertama kalinya saya ikut demonstrasi seperti ini," kata seorang demonstran, Mario Mascetti, dikutip dari Reuters.Demonstrasi ini diorganisir oleh serikat pekerja CGIL di lebih dari 100 kota. Di ibu kota, massa berjalan kaki dari Piazza Vittorio menuju stasiun kereta utama, membawa bendera serikat pekerja dan bendera Palestina.Aksi ini menyebabkan penundaan dan pembatalan perjalanan kereta api Italia. Jalur metro tetap beroperasi di Roma dan Milan.23 Aktivis Malaysia yang Ditahan Israel Dipulangkan via TurkiRekaman pasukan angkatan laut Israel mencegat kapal Global Sumud Flotilla yang menuju Gaza di perairan internasional pada Kamis (2/10/2025). Foto: Global Sumud Flotilla/HO via REUTERS23 WN Malaysia yang ditahan tentara Israel saat tergabung dalam kapal Global Sumud Flotilla (GSF), akhirnya dipulangkan via Turki. Hal tersebut disampaikan oleh Sumud Nusantara Command Centre (SNCC) yang merupakan bagian dari GSF." 23 aktivis kemanusiaan rakyat Malaysia yang ditahan oleh rezim Zionis ketika menyertai Misi Global Sumud Flotilla disahkan selamat tiba di Istanbul, Türkiye, sekitar jam 8.40 malam waktu Malaysia," kata Datuk Sani Araby Al-Kahery, Ketua Pengarah SNCC, lewat keterangannya, Sabtu (4/10).Mereka akhirnya bisa dipulangkan ke Malaysia lewat jalur diplomatik Turki. Saat ini, 23 WN Malaysia itu akan berada di Kedutaan Besar Malaysia di Istanbul untuk mengurus persyaratan perjalanan pulang."Semua aktivis dalam keadaan baik dan stabil, setelah melalui proses penahanan yang panjang," kata Datuk Sani.Mengenal Penjara Ketziot, Tempat Aktivis Global Sumud Flotilla yang Ditahan IsraelRekaman pasukan angkatan laut Israel mencegat kapal Global Sumud Flotilla yang menuju Gaza di perairan internasional pada Kamis (2/10/2025). Foto: Global Sumud Flotilla/HO via REUTERSRatusan aktivis kemanusiaan untuk Gaza yang tergabung dalam pelayaran Global Sumud Flotilla dihentikan paksa di perairan internasional saat hendak memberikan bantuan untuk Gaza. Kapal yang mereka tumpangi diinvasi secara ilegal oleh tentara Israel.Setelah itu, militer Israel membawa seluruh aktivis dipindahkan dan ditahan di Penjara Ketziot yang terletak di Gurun Negev, sekitar 30 kilometer dari perbatasan Gaza dan Mesir. Israel mengatakan, para tahanan itu akan dideportasi setelah hari raya Yahudi, Yom Kippur pada 1-2 Oktober.Seperti apa gambaran penjara Ketziot?Penjara Ketziot ini menjadi salah satu kamp penahanan terbesar di Israel yang dikenal dengan kondisi penahanannya yang keras.Penjara itu dibuka pada 1988 dan sempat ditutup pada 1995. Kamp penahanan ini lalu kembali beroperasi pada 2002.Organisasi HAM Non-pemerintah Israel B’Tselem mengunjungi penjara tersebut pada tahun 1992 mencatat di dalamnya juga terdapat banyak tahanan administratif, termasuk juga tahanan dari para warga Palestina.Dalam laporan B’Tselem, penjara Ketziot dibagi-bagi petak yang penuh sesak dan kotor dan tidur tanpa kasur dan selimut. Pada siang hari suhu bisa mencapai 40 derajat dan suhu sangat dingin pada malam hari.Selain itu, B’Tselem juga dalam laporannya pada 2024 merincikan kesaksian 55 warga Palestina yang ditahan sejak meletusnya konflik pada Oktober 2023 lalu. B’Tselem menyebutkan di dalam penjara sangat kekurangan makanan dan minuman hingga terjadinya kekerasan.Pelanggaran hak prosedural seperti akses pengacara sering dibatasi dan juga sulitnya keluarga untuk menjenguk karena lokasinya yang sulit dijangkau.