Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan di kantor DEN, Jakarta Pusat pada Rabu (13/8/2025). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan Pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar mengenai penerapan bantuan sosial (bansos) berbasis digital dijadwalkan mulai berjalan pada 2026 menjadi salah satu berita populer di kumparanBisnis sepanjang Sabtu (4/10).Selain itu, respons Kementerian ESDM dan Pertamina mengenai pencampuran etanol di BBM juga tidak kalah menyita perhatian publik.Berikut ini rangkuman selengkapnya:Luhut Sebut Program Bansos Digital Diluncurkan 2026, Bisa Cegah KorupsiKetua DEN Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala BGN Dadan Hindayana di Kantor DEN, Jakarta Pusat, Jumat (3/10/2025). Foto: Najma Ramadhanya/kumparanLuhut Binsar Pandjaitan menyebut program bansos digital kini sedang difinalisasi bersama Kementerian Sosial (Kemensos) dan sejumlah lembaga terkait agar bisa segera diimplementasikan secara nasional.Luhut mengungkapkan pemerintah menargetkan penerapan sistem tersebut bisa dilakukan antara Februari hingga April tahun 2026.“Mungkin secara nasional kita akan lakukan, kalau nanti semua ini tahap-tahapan jalan, pada bulan Februari, Maret, April tahun depan (akan diluncurkan),” kata Luhut.Luhut menuturkan program itu akan menjadi bagian dari ekosistem digital nasional yang tengah dibangun pemerintah dan telah disetujui Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, program ini bisa mencegah tindakan korupsi.ESDM-Pertamina Ungkap Pencampuran Etanol di BBM Praktik LazimPetugas mengisi bahan bakar untuk sebuah kendaraan di SPBU Pertamina Jalan Riau, Bandung, Jawa Barat, Jumat (2/62023). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al FarisiKabar soal kandungan etanol dalam BBM impor PT Pertamina (Persero) belakangan ramai dibicarakan. Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, menyebut kandungan etanol sebesar 3,5 persen itulah yang membuat Vivo dan BP-AKR batal membeli BBM dari Pertamina.Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) angkat suara. Dirjen Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaiman, menyatakan pertemuan kembali digelar antara Pertamina Patra Niaga dengan badan usaha swasta terkait pasokan BBM impor.Ia juga kembali memastikan pasokan BBM dari kilang maupun impor sejauh ini tetap aman. Laode menjelaskan, etanol sejatinya tidak menyalahi aturan, bahkan sudah lazim digunakan di berbagai negara."Etanol itu di internasional sudah banyak yang pakai sebenarnya. Jadi tidak mengganggu performa bahkan bagus dengan menggunakan etanol itu," kata Laode di kantornya, dikutip Sabtu (4/10)."Negara-negara yang punya industri hulunya etanol besar kayak Brasil gitu mereka sudah pakai malah. Etanol-nya itu sudah di atas 20-an persennya mereka. Jadi nggak ada masalah sih sebenarnya," sambungnya.Laode menuturkan bahwa di Amerika Serikat, Shell bahkan telah menggunakan etanol dalam produk BBM mereka. Hal ini menjadi bukti bahwa pencampuran etanol dengan bensin tidak menurunkan kualitas bahan bakar.