ILUSTRASI UNSPLASH/Dasha BakanovaJAKARTA - Dua pesawat nirawak (drone) Rusia menyerang kereta api di stasiun di wilayah Sumy, Ukraina utara, menewaskan satu orang dan melukai sekitar 30 lainnya. Menteri Luar Negeri Ukraina menuduh Moskow sengaja menyerang kereta penumpang."Serangan pesawat nirawak Rusia yang brutal di stasiun kereta api di Shostka, wilayah Sumy," tulis Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Telegram, mengunggah video gerbong penumpang yang hancur dan terbakar serta gerbong-gerbong lainnya yang jendelanya pecah dilansir Reuters, Sabtu, 4 Oktober.Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menuduh Rusia sengaja melancarkan dua serangan terhadap kereta penumpang."Ini adalah salah satu taktik Rusia yang paling brutal — yang disebut 'double tap', ketika serangan kedua mengenai tim penyelamat dan orang-orang yang sedang dievakuasi," ujarnya dalam pernyataan yang dirilis kementeriannya di media sosial.Gubernur wilayah Sumy, Oleh Hryhorov, mengatakan delapan orang telah dibawa ke rumah sakit."Rusia tidak mungkin tidak menyadari bahwa mereka menargetkan warga sipil. Ini adalah terorisme, yang tidak berhak diabaikan dunia," tulis Zelenskyy.Moskow telah meningkatkan serangan udaranya terhadap infrastruktur kereta api Ukraina, menghantamnya hampir setiap hari selama dua bulan terakhir.Rusia telah berulang kali membantah telah menargetkan warga sipil dalam perangnya di Ukraina, meskipun ribuan orang telah tewas di tangan militernya.Dalam wawancara video dari kereta yang sedang menuju lokasi serangan, CEO perusahaan kereta api negara Ukraina, Oleksandr Pertsovskyi, mengatakan kepada Reuters, drone-drone tersebut menargetkan lokomotif, juga merusak gerbong."Intinya, mereka memburu lokomotif," katanyaIa mengatakan kereta yang diserang merupakan kereta komuter lokal dan kereta lain yang menuju ibu kota, Kyiv.Kepala perkeretaapian menambahkan hanya ada lalu lintas sipil di stasiun tersebut, dan ia yakin ini adalah upaya untuk membuat daerah seperti Shostka, yang berjarak sekitar 50 kilometer (30 mil) dari perbatasan Rusia, menjadi tidak aman untuk lalu lintas penumpang.