Spekix 2025 kembali digelar di JICC pada 4-5 Oktober 2025. Foto: Dok. SpekixMoms, pameran yang berfokus pada komunitas dan individu berkebutuhan khusus, Special Kids Expo (Spekix), kembali digelar. Tahun ini, acara yang merupakan ruang inklusi mempertemukan komunitas, pemerintah, sekolah inklusif, hingga dunia usaha ini digelar di JICC Senayan, pada 4-5 Oktober 2025.Forum ini menjadi momentum penting untuk membicarakan masa depan anak-anak dengan kebutuhan khusus, terutama penyandang autisme, agar mereka memiliki kesempatan setara dalam pendidikan maupun dunia kerja.Spekix 2025 kembali digelar di JICC pada 4-5 Oktober 2025. Foto: Dok. SpekixWakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Veronica Tan, menegaskan bahwa inklusi tidak bisa berdiri sendiri, melainkan harus “dijahit” melalui kolaborasi nyata lintas sektor.“Tantangan terbesar kita adalah bagaimana menjahit peran antar-kementerian, sekolah, komunitas, dan perusahaan agar inklusi tidak berhenti di wacana,” ungkapnya pada expo Spekix, Sabtu (4/10).Menurut Veronica, pemerintah sudah membuka peluang, termasuk kebijakan kuota 2% bagi penyandang disabilitas untuk bisa bekerja di perusahaan. Namun, persoalan demand dan supply masih menjadi hambatan utama.Banyak perusahaan siap menerima, tetapi sering kali bertanya di mana calon pekerja dengan kompetensi itu berada. Di sisi lain, sekolah inklusif sudah melatih anak-anak autisme dengan metode yang sangat personal sesuai kapasitas mereka.Pentingnya Ekosistem yang TerintegrasiGroup Tari Lestari pada pembukaan perayaan expo Spekix 2025, Sabtu (4/10/2025). Foto: Sarah Tri Wulandari/kumparanVeronica menekankan pentingnya ekosismtem yang erintegrasi. Pasalnya semua ini tidak bisa berjalan sendiri.“Inklusi hanya bisa berjalan kalau ada yang menjahit, menyinergikan regulasi, program, dan kebutuhan nyata di lapangan,” tegasnya.Ia juga menyoroti perlunya sinergi lintas kementerian. Klinik berada di bawah izin kesehatan, sekolah di bawah pendidikan, sementara perlindungan anak ada di ranah kementerian lain. Semua pihak, kata Veronica, harus duduk bersama menentukan siapa berbuat apa.Lebih jauh, Veronica mengajak semua pihak untuk memberikan ruang partisipasi nyata. Ia mencontohkan platform seni seperti Art Jakarta atau Inacraft yang menurutnya seharusnya bisa memberikan 1% ruang khusus bagi anak-anak autisme untuk mengekspresikan diri.“Spekix ini adalah bentuk kolaborasi. Tapi forum-forum seperti ini yang harusnya bagaimana kita bisa menjahit bersama. Harus ada satu platform bersama, kolaborasi bersama, supaya dari Jakarta bisa diperluas ke daerah lainnya.”tutupnya