Akhir tahun selalu datang dengan cara yang sama. Diam diam. Ia tidak mengetuk pintu, tidak meminta izin, tetapi tahu tahu sudah berdiri di depan kita, membawa cermin besar bernama ingatan. Di hadapan cermin itu, kita dipaksa jujur. Tentang siapa diri kita setahun yang lalu, tentang apa yang telah kita lakukan, dan tentang apa yang gagal kita jaga.Melangkah menuju masa depan. Sumber: pexels.comDalam satu tahun ini, kita bukan manusia yang selalu benar. Ada kesalahan yang kita buat, entah karena tergesa gesa, karena ego, atau karena kelelahan yang tak sempat kita akui. Ada kata yang seharusnya tidak diucapkan, ada sikap yang seharusnya lebih lembut, ada keputusan yang ternyata melukai orang lain maupun diri sendiri. Waktu tidak bisa diputar ulang, tetapi kesadaran atas kesalahan itulah yang membuat kita tetap manusia.Namun hidup tidak hanya berisi kegagalan. Di sela sela hari yang berat, ada juga capaian yang patut disyukuri. Prestasi yang lahir dari ketekunan panjang, kerja keras yang akhirnya terlihat, dan usaha yang diam diam berbuah. Ada orang orang yang naik kedudukan, menerima tanggung jawab lebih besar, bukan karena mereka sempurna, tetapi karena mereka bertahan dan terus belajar.Di saat yang sama, ada pula mereka yang harus menerima teguran. Ada yang diturunkan jabatannya, ada yang merasa harga dirinya runtuh. Tidak semua penurunan adalah akhir. Kadang hidup sedang mengajarkan kerendahan hati, mengingatkan bahwa posisi bukan identitas, dan nilai manusia tidak ditentukan oleh kursi yang diduduki.Tahun ini juga memperlihatkan betapa rapuhnya tubuh dan jiwa manusia. Ada yang sehat dari Januari hingga Desember, melangkah tanpa hambatan berarti. Tetapi ada pula yang hampir setiap bulan keluar masuk rumah sakit, menelan obat, menahan nyeri, dan tetap berusaha tersenyum agar orang lain tidak khawatir. Sakit tidak selalu terlihat. Banyak yang berjalan sambil menahan luka, dan dunia sering kali terlalu sibuk untuk bertanya.Yang paling sunyi adalah mereka yang lelah secara batin. Mereka yang merasa hidup tidak lagi memberi ruang untuk bernapas. Ada yang sampai pada titik ingin mengakhiri hidupnya sendiri, sebuah jeritan yang sering tidak terdengar. Ada yang gagal melakukannya, dan kegagalan itu, sesakit apa pun, sesungguhnya adalah kesempatan kedua. Kesempatan untuk diselamatkan, untuk dipeluk, untuk didengarkan, meski tidak selalu dengan kata kata.Hidup memang tidak pernah berjanji untuk mudah. Ia hanya meminta kita terus berjalan. Kadang terseok, kadang jatuh, kadang berhenti terlalu lama. Tetapi setiap pagi yang masih datang adalah undangan untuk mencoba sekali lagi. Mengumpulkan sisa sisa semangat, merapikan luka, dan perlahan melangkah maju.Akhir tahun bukan hanya tentang menutup kalender. Ia adalah momen untuk berdamai dengan diri sendiri. Menerima bahwa kita tidak selalu kuat, tidak selalu benar, tidak selalu berhasil. Dan dari penerimaan itulah lahir kekuatan baru. Bukan untuk menjadi manusia tanpa salah, tetapi manusia yang mau belajar dan bertumbuh.Ketika tahun berganti, semoga kita tidak hanya mengejar kesuksesan yang terlihat, tetapi juga keberanian untuk hidup dengan lebih jujur, lebih peduli, dan lebih manusiawi. Karena pada akhirnya, yang membuat hidup layak dijalani bukanlah seberapa tinggi kita melangkah, melainkan seberapa tulus kita bertahan.Dan selama hidup masih memberi kita hari esok, perjuangan belum selesai.