Agus bersama Polytron EV Rider (PEVR) dalam perjalanan touring Jakarta-Mandalika. Foto: Dok. Agus SantosaTouring jarak jauh menggunakan motor listrik bukan cuma soal senyap dan efisiensi, tetapi juga perubahan cara pengendara beristirahat di perjalanan.SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) kini bukan sekadar tempat mengisi daya, melainkan menjelma sebagai 'rest area baru' bagi penikmat motor listrik.Pengalaman itu dirasakan Agus Santosa, pengguna motor listrik Polytron Fox R yang melakukan perjalanan darat bersama komunitas Polytron EV Rider (PEVR) dari Jakarta menuju Mandalika selama 12 hari. SPKLU PLN menjadi titik singgah utama setiap kali jarak tempuh mencapai sekitar 80–100 kilometer.“Kami patokannya jarak. Jadi tiap 80 sampai 100 kilometer pasti berhenti, biasanya sisa baterai sekitar 20 persen. Bukan nunggu baterai habis, tapi memang kami atur supaya badan juga bisa istirahat,” buka Agus di sela-sela acara kumparan On The Road, Minggu (28/12/2025).Agus bersama Polytron EV Rider (PEVR) dalam perjalanan touring Jakarta-Mandalika. Foto: Dok. Agus Santosa“Biasanya kami berhenti di SPKLU PLN karena di situ ada lounge, jadi bisa rebahan sebentar sambil nunggu ngecas,” tambahnya.Berbeda dengan SPBU konvensional yang cenderung menjadi tempat singgah singkat, beberapa SPKLU PLN justru menyediakan ruang istirahat yang lebih ramah bagi pengendara. Ia menyebut fasilitas lounge, minuman, hingga area istirahat membuat perjalanan terasa lebih santai.“Kadang ada kopi, ada mie instan, gratis. Kami bisa istirahat, bahkan tidur. Tinggal ngecas, badan juga ikut di-charge. Kalau touring pakai motor bensin kan habis isi bensin langsung jalan, mau istirahat beneran itu jarang,” katanya.Agus bersama Polytron EV Rider (PEVR) dalam perjalanan touring Jakarta-Mandalika. Foto: Dok. Agus SantosaSelama perjalanan, Agus dan rombongan memanfaatkan fast charging dengan durasi sekitar satu hingga satu setengah jam. Waktu tersebut dimanfaatkan sepenuhnya untuk memulihkan stamina sebelum kembali melanjutkan perjalanan.Menurutnya, pola berhenti berkala justru membuat tubuh tidak cepat lelah meski perjalanan ditempuh berhari-hari. “Capeknya beda. Walaupun tidur kurang, badan nggak terlalu drop.” ucapnya.Ia juga membandingkan pengalaman beristirahat di SPKLU dengan SPBU saat menggunakan motor bensin. Menurutnya, keterbatasan ruang istirahat di SPBU membuat pengendara cenderung terus memaksa perjalanan.Agus bersama Polytron EV Rider (PEVR) dalam perjalanan touring Jakarta-Mandalika. Foto: Dok. Agus Santosa“Kalau di SPBU itu habis ngisi langsung cabut. Mau tidur susah, kadang malah diusir. Sementara di SPKLU, kami bilang saja ngecas dan berangkat besok pagi juga bisa. Jadi lebih manusiawi buat perjalanan jauh,” kata Agus.Fenomena SPKLU sebagai rest area alternatif ini menunjukkan bahwa touring motor listrik tidak hanya soal jarak tempuh dan baterai, tetapi juga soal ekosistem pendukung.Kehadiran fasilitas yang memungkinkan pengendara beristirahat dengan layak menjadi faktor penting yang membuat perjalanan jarak jauh dengan motor listrik semakin realistis dilakukan di Indonesia.