Ke Tiga Besar, PSIM Yogyakarta Kian Akrab dengan Sultan Agung

Wait 5 sec.

PSIM Yogyakarta meraih kemenangan kedua di kandang sendiri usai mengalahkan Persik Kediri 2-1. (PSIM Yogyakarta)BANTUL - PSIM Yogyakarta kian akrab dengan Stadion Sultan Agung yang menjadi home base saat melakoni laga kandang di Super League. Saat kembali bertindak sebagai tuan rumah saat menjamu Persik Kediri, Jumat, 31 Oktober 2025 sore WIB, PSIM menang 2-1 sehingga bisa menembus tiga besar klasemen sementara. PSIM sudah lebih baik saat melakoni laga home. Sebelumnya di awal pekan, PSIM lebih sering kehilangan poin saat menjamu lawan-lawannya. Faktor psikologis karena PSIM belum bisa bermain di kandang sendiri di Stadion Mandala Krida karena belum  memenuhi syarat untuk menggelar pertandingan Liga 1. Buntutnya, PSIM harus mengungsi ke Bantul dan meminjam SSA saat bermain di kandang sendiri. Hal itu menjadikan pemain harus beradaptasi dengan lapangan rumput pertandingan. Di sisi lain, PSIM tampaknya terlihat gugup saat berada di kasta elite liga Indonesia. Lama tak bermain di Liga 1 dan musim ini, mereka akhirnya berhasil promosi.Apesnya, Laskar Mataram langsung bertemu lawan berat di SSA. Mereka menjamu Arema FC dan kemudian juara bertahan Persib Bandung. Selanjutnya, tim asuhan Jean van Gastel bertemu Borneo FC. Hasilnya, mereka mengakui keunggulan Borneo FC 3-1. Pada dua laga sebelumnya melawan Arema dan Persib, mereka bermain imbang dengan skor sama 1-1. Srtelah menuai hasil tak memuaskan, PSIM menunjukkan kebangkitan saat bermain di hadapan pendukung sendiri dengan mengalahkan Dewa United 2-0. Tren positif ini berlanjut saat PSIM kembali bertindak sebagai tuan rumah dan menaklukkan Persik Kediri 2-1. Meski demikian, Van Gastel sedikit mengeluhkan kondisi lapangan yang agak berat yang mengakibatkan bola melaju pelan. “Ini menjadikan pemain cepat lelah. Selain itu lampu stadion justru mengganggu pemain. Ini membuat laga agak berat meski akhirnya kami bisa meraih kemenangan,” kata Van Gastel.Menurut pelatih asal Belanda ini, penampilan tim kian menanjak. Mereka bermain bagus selama babak pertama meski tak bisa mencetak gol. Namun performa mereka membaik di babak berikutnya dan berhasil mencetak dua gol untuk meraih kemenangan. Keberhasilan meraih tiga poin ini menjadikan PSIM naik ke peringkat tiga dengan poin 18. Terpaut enam poin dengan Borneo FC yang menduduki peringkat pertama. Sedangkan posisi kedua ada Persija Jakarta yang memiliki 20 poin. Pencapain PSIM memang di luar perkiraan. Bahkan mereka menjadi satu-satunya tim promosi yang bisa melenggang ke papan atas. Di pertandingan itu, PSIM dan Persik sesungguhnya sama-sama bermain terbuka. Persik mampu menciptakan sejumlah peluang tetapi tidak ada yang bisa dikonversi menjadi gol. Begitu pula PSIM masih kesulitan membobol gawang lawan. Memasuki babak kedua, penampilan PSIM sudah berbeda dan terlihat lebih baik. Terbukti, mereka akhirnya bisa menjebol gawang Persik melalui Nermin Haljeta saat pertandingan baru berjalan empat menit. Dalam posisi tertinggal 1-0, Persik kian sulit untuk bangkit setelah kehilangan seorang pemain di menit 59. Pelanggaran yang dilakukan Henhen Herdiana menjadikan dia menerima kartu kuning dan berlanjut dengan kartu kuning kedua yang disusul kartu merah. Keunggulan jumlah pemain dimanfaatkan PSIM untuk menekan pertahanan lawan. Usaha mereka tak sia-sia karena tak lama berselang Jose Valente memantapkan keunggulan tuan rumah di menit 61. Skor berubah 2-0 untuk PSIM.Persik menolak menyerah meski bermain dengan 10 orang. Bahkan serangan mereka berkali-kali mengancam pertahanan PSIM sampai akhirnya Ezra Walian memperkecil ketinggalan di menit 65. Skor berubah menjadi 2-1. Meski sudah unggul PSIM mulai waswas karena mereka juga kehilangan pemain. Ezequiel Vidal mendapat kartu merah langsung atas pelanggaran yang dilakukannya di menit 85. Beruntung, PSIM berhasil mempertahankan keunggulan hingga laga usai.