Sejumlah pengendara sepeda motor antre untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di salah satu SPBU Pertamina di Malang, Jawa Timur, Rabu (29/10/2025). Foto: Dok. kumparanUsulan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas untuk mengkaji lagi bansos beras dan uang menjadi salah satu berita populer di kumparanBisnis sepanjang Sabtu (1/11).Selain itu, upaya Pertamina yang akan mencari penyebab kualitas BBM Pertalite di Jawa Timur (Jatim) turun juga menarik perhatian publikBerikut ini rangkuman selengkapnya:Zulhas Kaji Ulang Bansos Beras & UangMenko Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Jumat (25/7). Foto: Widya Islamiati/kumparanZulhas menilai program bansos beras dan uang perlu dievaluasi. Hal ini bertujuan agar program tersebut tidak hanya bersifat jangka pendek."Kami bukan tidak setuju bantuan sosial, tentu itu bagus. Tapi kalau bantuan sosial orang susah kasih beras, orang susah kasih uang berpuluh-puluh tahun, berpuluh-puluh tahun, saya kira itu kita mesti kaji," kata Zulhas dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025, di JCC, Sabtu (1/11).Zulhas menyoroti kondisi perekonomian Tanah Air yang masih tertinggal dari sejumlah negara lain di kawasan, meski lebih dari dua dekade era reformasi berjalan.Lebih lanjut, Zulhas juga mengenang pada dekade 1980-an ketika posisi ekonomi Indonesia sempat lebih unggul dibanding China. Kala itu, RI bahkan telah memiliki sejumlah industri strategis seperti pesawat terbang, baja, petrokimia, hingga satelit palapa.Pada masa itu, pertumbuhan ekonomi nasional mampu mencapai rata-rata 7,5 persen selama bertahun-tahun. Karena itu, ia menilai target pertumbuhan ekonomi tinggi bukan hal yang mustahil.Namun kini, kata Zulhas, Indonesia justru tertinggal dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand yang memiliki pendapatan per kapita lebih tinggi.Pertamina Cari Penyebab Kualitas Pertalite di Jatim TurunKonferensi pers sinergi penanganan keluhan konsumen SPBU di Jawa Timur di SPBU Jalan Jemursari, Surabaya, Jumat (31/10/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparanPT Pertamina Patra Niaga akan mengusut tuntas terkait isu kontaminasi air di dalam BBM Pertalite yang menyebabkan beberapa kendaraan di Jatim 'berebet', bahkan mogok.Direktur utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Kegowo mengatakan bahwa perusahaan mengapresiasi masyarakat dan pemangku kepentingan lain yang memberikan perhatian terkait kualitas Pertalite, khususnya di Jatim."Khususnya terkait isu kualitas Pertalite tercampur air di Surabaya sekitarnya dan umumnya di Provinsi Jawa Timur, kami dari Pertamina Patra Niaga memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan atensi atas isu produk ini," kata Ega kepada wartawan di Surabaya, dikutip pada Sabtu (1/11).Ega menegaskan Pertamina telah membuka posko pengaduan untuk menangani keluhan dan mencarikan solusi kepada konsumen yang memang sudah membeli BBM di SPBU Pertamina.“Terkait isu kontaminasi air di BBM Pertalite yang disalurkan di SPBU, kami dari Pertamina Patra Niaga tentunya all out dan memberikan atensi serius, tegas Ega.Selain itu, Pertamina bersama Lemigas Kementerian ESDM telah melakukan identifikasi kualitas BBM yang disalurkan di sekitar 300 SPBU Pertamina di wilayah Pantura Jawa Timur, meliputi Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Bojonegoro, hingga Malang.Ega memastikan bahwa Pertamina memiliki dan selalu berpatokan pada Standar Operasional (SOP) dan prosedur untuk memastikan agar BBM itu kualitasnya baik, tidak tercampur air, dan tidak menimbulkan kerugian masyarakat."Oleh karena itu, kami dari PT Pertamina Patra Niaga akan bersikap tegas kepada siapa pun pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan ya, melakukan hal-hal yang dapat merugikan image perusahaan," tegasnya.***Reporter: Nur Pangesti