Bahaya Mikroplastik pada Kulit, Bisa Picu Jerawat hingga Alergi

Wait 5 sec.

Ilustrasi mikroplastik ke kulit. (Freepik)JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, mikroplastik menjadi salah satu isu lingkungan yang juga berdampak langsung pada kesehatan manusia, termasuk kesehatan kulit. Partikel plastik berukuran sangat kecil ini dapat menempel pada permukaan kulit melalui udara, air hujan, atau produk perawatan tubuh yang mengandung bahan mikroplastik.Ketika menumpuk, partikel tersebut dapat memicu iritasi, peradangan, dan mengganggu keseimbangan mikrobioma alami pada kulit. Paparan jangka panjang bahkan berpotensi memperburuk kondisi kulit sensitif dan memicu reaksi alergi.Dokter spesialis kulit lulusan Universitas Hasanuddin, dr. Fransiskus Xaverius Clinton, Sp.DVE, menjelaskan bahwa mikroplastik termasuk dalam kelompok alergen, yaitu zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi dan mengancam kesehatan kulit."Mikroplastik secara umum dapat bertindak sebagai alergen. Polusi, debu, dan partikel mikroplastik bisa menjadi pemicu gangguan kulit, terutama pada mereka yang memiliki kulit sensitif atau sedang mengalami masalah kulit,” ujar dr. Clinton dalam sebuah temu media di Jakarta, seperti dikutip ANTARA.Menanggapi temuan hujan di Jakarta yang mengandung mikroplastik, dr. Clinton menuturkan bahwa efeknya serupa dengan polusi udara. Partikel tersebut dapat memperburuk kondisi kulit wajah, terutama bagi mereka yang memiliki masalah seperti eksim atau jerawat (acne).Ia menambahkan, tingkat keparahan reaksi kulit dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor internal, seperti pola makan. Konsumsi gula berlebih atau produk susu dalam jumlah tinggi, misalnya, dapat memicu proses glikasi yang memperburuk peradangan pada kulit berjerawat.Menurut dr. Clinton, salah satu langkah penting untuk mencegah inflamasi akibat paparan mikroplastik adalah dengan memperbaiki pola makan."Konsumsi makanan yang kaya antioksidan dan anti-inflamasi, seperti sayur-sayuran contohnya seledri dapat membantu memperkuat pertahanan kulit. Mengurangi gula dan menjaga mikrobioma kulit juga sangat penting untuk melindungi kulit dari efek polusi dan mikroplastik,” jelasnya.Sementara itu, dokter spesialis mikrobiologi klinik dr. Ayman Alatas, Sp.MK, menegaskan bahwa mikroplastik merupakan ancaman serius bagi kesehatan manusia karena dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma, baik di kulit maupun di saluran pencernaan."Penelitian mengenai dampak mikroplastik terhadap kulit masih terus berjalan. Namun, sudah ada indikasi bahwa partikel ini bisa mengganggu mikrobioma, baik di permukaan kulit maupun di sistem pencernaan ketika masuk ke dalam tubuh,” terang dr. Ayman.Ia menekankan bahwa keberadaan mikroplastik kini sudah tidak dapat dihindari sepenuhnya. Oleh karena itu, setiap individu perlu berupaya menjaga kesehatan kulit dan mikrobioma tubuh melalui kebiasaan yang tepat, termasuk pemilihan produk perawatan kulit yang mendukung keseimbangan mikrobioma."Kita perlu berusaha melindungi kulit dengan mengurangi faktor risiko yang bisa mengganggu mikrobioma. Gunakan produk yang tidak hanya membersihkan, tetapi juga menyeimbangkan ekosistem alami kulit, seperti produk dengan teknologi mikrobiom,” tambahnya.Sejalan dengan hal tersebut, dokter spesialis kulit lulusan Universitas Indonesia dr. Sari Chairunnisa, Sp.DVE, FINSDV, menyarankan agar masyarakat tetap melakukan perawatan kulit dasar dengan cara yang tepat dalam kondisi cuaca apa pun.Pendiri merek LABORE itu mencontohkan perawatan dasar meliputi membersihkan wajah menggunakan sabun yang sesuai dengan jenis kulit, menggunakan pelembap untuk menjaga hidrasi, serta mengaplikasikan tabir surya guna melindungi kulit dari paparan sinar UVA dan UVB.