BMKG Sebut Sebagian Jawa dan Papua Siaga Hujan Ekstrem Sepekan ke Depan

Wait 5 sec.

Ilustrasi lalu lintas jalan raya saat hujan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparanBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di sejumlah daerah untuk siaga menghadapi potensi hujan ekstrem dalam sepekan ke depan.Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyebut wilayah yang perlu meningkatkan kewaspadaan meliputi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Papua.“Dalam sepekan ke depan, potensi terjadinya hujan lebat hingga sangat lebat dan ekstrem makin dimungkinkan terjadi, terutama di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, serta Papua. Potensi ini dapat meluas hingga Maluku Utara dan sebagian wilayah Sulawesi,” kata Dwikorita dalam konferensi daring, Sabtu (1/11).Dwikorita menjelaskan, kondisi ini menandai awal puncak musim hujan yang berlangsung mulai November 2025 hingga Februari 2026.Berdasarkan pemantauan BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia kini telah memasuki musim hujan, mencakup wilayah Jawa, Bali, Kalimantan, hingga sebagian Papua.Ketua BMKG, Dwikorita Karnawati di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/7/2025). Foto: Abid Raihan/kumparanMenurutnya, pada Desember 2025 hingga Januari 2026 akan menjadi fase puncak utama musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Pada periode ini, potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor juga diprediksi meningkat.“Kami sudah memasuki puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia. Perlu diingat, periode Desember hingga Januari nanti menjadi fase puncak utama yang harus disiagakan karena potensi curah hujan tinggi dan ekstrem semakin meningkat,” ujarnya.BMKG juga mencatat curah hujan harian di beberapa lokasi telah mencapai 80–150 milimeter per hari, termasuk di wilayah Jawa dan Sulawesi.“Kondisi ini menandakan atmosfer yang labil dan kaya uap air dengan pembentukan awan hujan yang dominan pada sore hingga malam hari,” jelasnya.Sebagai langkah mitigasi, BMKG bersama BNPB telah mengaktifkan operasi modifikasi cuaca di beberapa daerah seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan DIY sejak akhir Oktober. Operasi ini bertujuan mengurangi potensi hujan ekstrem dan mencegah bencana banjir serta longsor."BMKG bekerjasama dengan BNPB saat ini sudah memulai operasi modifikasi cuaca sebagai upaya untuk mengurangi potensi meningkatnya curah hujan dan mencegah terjadinya atau mengurangi potensi terjadinya bencana hidrometeorologi," kata Dwikorita.Ia juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan apabila terjadi bencana. Ia mengimbau agar masyarakat tidak banyak melakukan aktivitas di tempat-tempat rawan bencana.“Cara siaga yang paling sederhana adalah segera menjauh dari bantaran sungai atau lereng rawan longsor saat ada peringatan dini banjir atau longsor. Hindari pula berteduh di bawah pohon atau baliho saat hujan deras dan petir,” jelasnya.