Emerensiana Wawo, warga Desa Ulubelu, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada yang mendukung proyek geotermal (Dok. PLN)MATALOKO - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Mataloko di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur rupanya tak melulu tentang dampak negatif yang riuh disuarakan di media sosial.Adalah Emerensiana Wawo, warga Desa Ulubelu, Kecamatan Golewa yang aktif menyuarakan dukungannya atas pembangunan pembangkit listrik hijau di surga panas bumi tersebut. Bukan tanpa alasan, Emerensiana menyebut banyak hal positif yang dirasakannya sejak proyek pembangunan dimulai.Ia mengaku, sebelum proyek ini diinisiasi oleh PT PLN (Persero) desa tempat dia tinggal sejak lahir ini merupakan wilayah yang terhitung pelosok dan jauh dari jalan negara. Bahkan, jalan kampung pun belum dilapisi aspal seperti saat ini."Dengan hadirnya proyek geotermal ini, maka pemerintah mulai membuka mata, membuka akses jalan, membang, membangun fasilitas-fasilitas yang untuk kepentingan masyarakat," ujarnya saat VOI berkesempatan mengunjungi proyek panas bumi di Mataloko.Sejak pembangunan dimulai, ia mengaku jalan antar desa telah terhubung dengan baik karena adanya pembangunan infrastruktur menuju wellpad atau lokasi pengeboran panas bumi. Bahkan, kini ia bisa bepergian ke kebun miliknya dengan menggunakan kendaraan berkat adanya pembukaan jalan tersebut.Emerensiana juga menyebut, pembangunan ini juga berdampak pada perekonomian masyarakat. Ia mencontoh, proyek tersebut mayoritas menyerap tenaga-tenaga masyarakat dan pemuda di kampung di sekitar. Tak hanya itu, hasil kebun seperti sayur hingga hasil ternak warga juga laku terjual karena adanya aktivitas proyek."Jadi hasil-hasil warga sekitar seperti sayur, seperti ayam, itu laku. Karena itu hadirnya banyak pekerja di situ membutuhkan makanan. Jadi itu masyarakat itu diuntungkan sayurnya, lomboknya.. Itu yang menjadi penghasilan bertambah," kata dia.Ia menyebut, sebelum proyek ini berjalan, masyarakat hanya mampu menghasilkan Rp50.000 per hari, namun kemudian pendapatan masyarakat ikut terdongkrak sejak pembangunan mulai dilakukanIa menambahkan, PLN juga aktif melakukan pemeriksaan gratis bagi masyarakat. Untuk itu ia juga menepis anggapan dan tudingan yang menyebut proyek geotermal mendatangkan penyakit bagi masyarakat. Bahkan ia dengan tegas menyatakan bahwa masyrakat sekitar menerima proyek panas bumi ini, tak seperti yang ramai di media media."Masyarakat di sini 100 menerima. Kalau rumor kemarin, yang menyatakan orang di sini menolak, itu bohong. Kalau untuk kami warga desa, saya orang pertama yang menyatakan itu di DPR RI bahwa Ulubelu siap 100 persen," tegas dia.Bahkan, perempuan berusia 60 tahun ini berharap proyek panas bumi di Ngada ini bisa segera berjalan agar manfaatnya dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat sekitar.Tingkatkan Perekonomian Masyarakat Secara NyataEmerensiana berkisah, pembangunan geotermal ini secara nyata mendatangkan efek positif. Sejak pembebasan lahan di sekitar lokasi manifestasi hingga lokasi proyek, menurutnya masyarakat sekitar mendapatkan biaya pembebasan yang tidak sedikit. Dengan uang yang didapat, warga kemudian bisa menyekolahkan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi, padahal sebelumnya hanya mampu menyekolahkan hingga tingkat SMP. Bahkan, warga-warga yang mendapat biaya ganti rugi bisa mendirikan rumah tembok.Padahal, kata dia, lahan yang diambil alih PLN bukanlah lahan yang potensial karena lokasinya yang berdekatan dengan jurang dan biasanya hanya ditumbuhi ilalangKalau saya mau lihat di Desa Ulubelu , lahan yang dipakai oleh PLN itu lahan-lahan yang tidak terlalu subur. Tapi ketika diambil oleh PT PLN, maka ilalang itu dengan harganya miliar rupiah. Luar biasa," ujar Emerensiana menggebu-gebu.Untuk itu ia berharap agar proyek ini segera berjalan agar dapat menghapus anggapan bahwa pembagunan geotermal hanya membawa dampak negatif."Kami mengharapkan bahwa gotermal segera terwujud supaya bisa maju seperti daerah lain," sambung Emerensiana.Emerensiana juga menyebut dirinya aktif menggali informasi terkait proyek ini agar tidak termakan isu hoax. Menurutnya, proyek panas bumi ini perlu didukung agar dapat memajukan kehidupan masyarakat di sekitar lebih sejahtera. Apalagi, listrik yang dihasilkan dari PLTP Mataloko ini nantinya akan bermanfaat bagi masyarakat Flores pada umumnya."Supaya segera ini menghasilkan sesuatu, bisa dinikmati oleh seluruh Flores ini. Kami bangga kalau menjual sesuatu bisa menghasilkan itu untuk banyak orang. Kami sebagai orang asli di sini, kami merasa bahwa kami juga punya kontribusi terhadap orang lain. Kami merasa bangga," ucap Emerensiana.Beroperasi Tahun 2027PT PLN (Persero) melalui PLN UIP Nusa Tenggara menargetkan PLTP Mataloko akan beroperasi secara komersial atau Commercial Operation Date (COD) pada tahun 2027."2027, COD. Tinggal 2 tahun lagi. Nggak terasa itu. 2026 lalu 2027,” ujar Manager Perizinan dan Komunikasi PLN UIP Nusa Tenggara, Bobby Robson Sitorus di Bajawa.Menurut Bobby, PLN telah merampungkan sejumlah proses seperti proses pembebasan lahan dan telah menyelesaikan semua proses perizinan. "Untuk konstruksi infrastruktur tadi sudah tercapai sekitar 89 persen. Jadi makanya diperkirakan pada akhir tahun kita sudah 100 persen, selanjutnya persiapan untuk pengeboran," ujarnya.Cadangan Listrik MenipisBobby menegaskan PLN berupaya mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Mataloko yang berkapasitas 2x10 Megawatt (MW).Bukan tanpa sebab, saat ini total daya listrik yang tersedia di Pulau Flores hanya 104,2 Mega Watt (MW), sementara beban puncak mencapai 96-97 MW."Ini berarti cadangan daya listrik yang tersisa sangat minim, hanya 7-8 MW," ucap Bobby.Dia menambahkan, saat ini beban puncak kabupaten Ngada tercatat sebesar 5 MW dan masih bergantung pada pasokan listrik dari kabupaten lain, seperti Manggarai Barat dan Ende, untuk memenuhi kebutuhan listriknya sementara suplai listrik di Kabupaten Ngada sendiri hanya 0,1 MW yang bersumber dari PLTMH Ogi.Adapun dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034, Sistem Flores akan mendapatkan penambahan listrik sebesar 130 MW dari PLTP-PLTP yang ada."Geotermal itu 130 lebih. 130 Megaan. Jadi ditargetkan itu paling banyak di Flores itu adalah geotermal," tandas Bobby.