Ilustrasi pengelolaan sampah. (ANTARA)JAKARTA - Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tengah mengintensifkan pengelolaan sampah dengan menggerakkan 435 bank sampah yang tersebar di seluruh kelurahan.Langkah ini menjadi bagian dari strategi penanganan darurat sampah yang melanda kota tersebut sejak penutupan zona aktif Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Basirih.Wali Kota Banjarmasin Muhammad Yamin HR mengatakan, bank sampah memiliki peran penting dalam memperkuat sistem pemilahan dan pengelolaan sampah dari sumbernya."Saat ini sudah ada terbentuk sebanyak 435 bank sampah di seluruh kelurahan, ini harus digerakkan signifikan,” ujarnya di Banjarmasin, Minggu.Menurutnya, pengaktifan kembali bank-bank sampah ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah, mengoptimalkan pengelolaan agar lebih efisien, serta menekan jumlah sampah yang dikirim ke TPAS Basirih.Yamin menjelaskan, kondisi darurat persampahan muncul setelah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menutup zona aktif TPAS Basirih sejak 1 Februari 2025.Akibatnya, sampah dari Kota Banjarmasin kini harus diangkut ke TPA Regional Banjarbakula di Banjarbaru dengan ketentuan hanya menerima sampah residu dalam jumlah terbatas."Kondisi ini mengharuskan kita semua bersinergi untuk mengurangi sampah dari sumber. Salah satu upaya yang telah lama dikenal adalah sistem 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Dalam perkembangannya, muncul bank sampah yang menjadi sistem kolektif untuk menampung, memilah dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi kepada pasar, sehingga masyarakat memperoleh keuntungan finansial dan lingkungan menjadi lebih bersih,” katanya.Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin mencatat, dari 435 bank sampah yang sudah terbentuk, kurang dari 200 unit masih aktif beroperasi. Melalui program reaktivasi, pemerintah kini tengah melakukan inventarisasi dan pemetaan kendala di lapangan agar semua unit dapat berfungsi kembali.Wali Kota Yamin pun mengimbau seluruh pengelola bank sampah untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan persampahan di kota ini."Keberadaan bank sampah diharapkan dapat memudahkan masyarakat melaksanakan pengelolaan sampah dengan sistem 3R. Karena sebagai penghasil sampah, maka kita yang bertanggung jawab terhadap sampah yang kita hasilkan. Mari ubah perilaku kita dengan membangun literasi baru dalam pengelolaan sampah, yakni ‘Sampah Tanggung Jawabku’,” ujarnya.Ia berharap melalui gerakan ini, lebih dari 200 bank sampah yang sempat tidak aktif dapat beroperasi kembali secara bertahap, sehingga mampu mempercepat pengurangan volume sampah di Kota Banjarmasin.