IHSG Diproyeksi Menguat, tapi Ancaman Tarif AS-China Bisa Jadi Sentimen Negatif

Wait 5 sec.

Pekerja berswafoto di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (15/8/2025). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTOIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menguat pada perdagangan Senin (13/10). IHSG menguat 0,08 persen ke 8,275 namun penguatannya disertai dengan munculnya tekanan jual.Analis MNC Sekuritas memproyeksikan posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave [v] dari wave 5 pada label hitam.“Hal tersebut berarti, IHSG masih berpeluang menguat dengan target 8.294-8.365,” tulis analis MNC Sekuritas dalam risetnya, Senin (13/10).Analis MNC Sekuritas kemudian merekomendasikan BIRD, MYOR, PGEO dan TKIM untuk diperhatikan sepanjang perdagangan Senin (13/10).Analis Phintraco Sekuritas melihat ada beberapa indikator yang mengindikasikan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan. Hanya saja, sentimen negatif berpotensi datang dari perkembangan terbaru dari perang dagang AS-Tiongkok, meski menjadi sentimen jangka pendek jika ancaman tarif Trump tersebut hanya bagian dari strateginya.“Sehingga diperkirakan IHSG bergerak pada kisaran 8.100-8.300 sepanjang pekan ini,” tulis analis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Senin (13/10).Secara fundamental, IHSG dipengaruhi oleh melemahnya indeks di Wall Street melemah tajam pada Jumat (10/10), sehingga ditutup melemah pada pekan lalu.Pelemahan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana mengenakan tarif tambahan hingga 100 persen untuk seluruh impor dari China, serta menerapkan kontrol ekspor terhadap perangkat lunak strategis buatan AS mulai 1 November 2025.Langkah tersebut diambil sebagai respons atas kebijakan Beijing yang memperketat ekspor mineral tanah jarang. Trump juga menegaskan tidak memiliki alasan untuk melanjutkan pertemuan dengan Presiden Xi Jinping seperti yang sebelumnya dijadwalkan.Ketegangan dagang yang kembali memanas ini dikhawatirkan akan mengganggu rantai pasokan global, terutama di sektor teknologi, kendaraan listrik, dan pertahanan.Masih di AS pada pekan ini, pelaku pasar akan memantau awal musim laporan keuangan kuartal III 2025 di Wall Street, utamanya emiten perbankan. Sementara itu, penutupan sebagian kegiatan pemerintah (shutdown) yang telah memasuki minggu ketiga menyebabkan penundaan publikasi sejumlah data ekonomi AS.Dari China, fokus investor akan tertuju pada data perdagangan, inflasi, serta aktivitas perbankan. “Di Eropa, investor akan mencermati produksi industri Euro Area, inflasi, indeks sentimen ZEW Jerman, serta data pasar tenaga kerja dan PDB Inggris,” tulis rilis tersebut.Kemudian sentimen dari dalam negeri, pasar akan menantikan data realisasi investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) kuartal III 2025 yang dijadwalkan dirilis pada 15 Oktober.Analis Phintraco Sekuritas kemudian merekomendasikan saham BSDE, BIRD, CDIA, GJTL, TKIM dan NCKL untuk diperhatikan sepanjang pekan ini.***Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.