Pangeran Harry dan Meghan Soroti Dampak Berbahaya Media Sosial bagi Generasi Muda

Wait 5 sec.

Pangeran Harry dan Meghan, Duke dan Duchess of Sussex (foto; x @HelloCanada)JAKARTA - Suasana hangat dengan gelas prosecco dan percakapan ringan mewarnai malam Gala tahunan ketiga Project Healthy Minds di New York pada Kamis malam, 9 Oktober. Saat hidangan penutup disajikan, acara pun mencapai puncaknya: penghargaan Humanitarian of the Year diberikan kepada Pangeran Harry dan Meghan, Duke dan Duchess of Sussex, atas kiprah mereka melalui Archewell Foundation yang membentuk The Parents Network—sebuah inisiatif untuk mendukung keluarga yang terdampak oleh bahaya media sosial.Awal tahun ini, organisasi tersebut sempat menggelar acara yang menampilkan wajah-wajah anak muda di layar ponsel raksasa—anak-anak yang kehilangan nyawa dalam situasi yang diyakini orang tua mereka berkaitan dengan pengaruh media sosial.Acara Gala ini diselenggarakan oleh Project Healthy Minds, lembaga nirlaba yang menyediakan akses gratis ke layanan kesehatan mental, terutama bagi kaum muda yang berjuang di dunia yang semakin dikuasai teknologi. Melalui acara ini, tampak jelas bagaimana orang tua dan remaja menilai media sosial dan dampaknya yang serius terhadap kesehatan mental.“Saya ingin berbagi satu angka,” ujar Pangeran Harry saat naik ke panggung bersama Meghan untuk menerima penghargaan. “Empat ribu. Itulah jumlah keluarga yang saat ini diwakili oleh Social Media Victims Law Center.”Menurut Harry, angka tersebut hanya mewakili para orang tua yang mampu menghubungkan penderitaan anak-anak mereka dengan media sosial dan memiliki kemampuan untuk “melawan korporasi terkaya dan paling berkuasa di dunia.”“Kita telah menyaksikan ledakan kecerdasan buatan yang tidak diatur, mendengar semakin banyak kisah dari keluarga yang hancur, dan melihat para orang tua di seluruh dunia makin khawatir terhadap kehidupan digital anak-anak mereka,” lanjutnya.Harry menuduh perusahaan teknologi besar menghabiskan jutaan dolar untuk menutupi kebenaran, menciptakan algoritma yang dirancang untuk “memaksimalkan pengumpulan data dengan segala cara,” dan menjadikan anak-anak sebagai sasaran utama.Ia juga menyinggung Apple atas pelanggaran privasi pengguna, serta Meta yang mengeluh akan kehilangan miliaran dolar karena pembatasan privasi. Ia memperingatkan tentang bahaya AI, dengan mencontohkan penelitian di mana peneliti yang berpura-pura menjadi anak-anak mengalami interaksi berbahaya setiap lima menit dengan chatbot buatan perusahaan teknologi besar.“Ini bukan konten dari pihak ketiga,” ujarnya. “Chatbot ini adalah produk perusahaan itu sendiri, yang dirancang untuk menjalankan kebijakan internal mereka yang merusak.”Pada malam itu juga, The Parents Network mengumumkan kerja sama dengan ParentsTogether, organisasi advokasi keluarga yang berfokus pada keselamatan daring anak-anak.Ini bukan pertama kalinya Pangeran Harry bersuara tentang bahaya media sosial. Pada April 2025, ia mengunjungi pemimpin muda di Brooklyn untuk membahas meningkatnya pengaruh platform teknologi yang lebih mementingkan keuntungan ketimbang keselamatan pengguna. Pada Januari, Harry dan Meghan juga mengkritik Meta karena dianggap melemahkan kebebasan berpendapat setelah perusahaan tersebut mengubah kebijakan pemeriksaan fakta.Berbagai penelitian pun mendukung kekhawatiran mereka—media sosial telah terbukti memperburuk krisis kesehatan mental dan menimbulkan epidemi kesepian di kalangan anak muda.Keesokan harinya, bertepatan dengan Hari Kesehatan Mental Dunia, Project Healthy Minds menggelar festival dan diskusi seputar kesehatan mental. Beberapa panel diadakan bersama Archewell Foundation untuk membahas bagaimana media sosial telah mengubah masa kecil generasi sekarang.Panel pertama bertajuk “Bagaimana Kondisi Anak Muda di Era Digital” dibuka oleh Pangeran Harry. Salah satu panelis, Katie, berbagi kisah tentang bagaimana sejak usia 12 tahun, halaman For You di TikTok dibanjiri video tentang diet ekstrem hingga akhirnya ia menderita gangguan makan.Panelis lain, Isabel Sunderland dari organisasi Design It For Us, menjelaskan bagaimana ia menemukan bahwa algoritma media sosial memang sengaja dirancang untuk meningkatkan kecanduan dan waktu penggunaan, bukan untuk keselamatan pengguna.Panel berikutnya, yang dibuka oleh Meghan dan dimoderatori jurnalis Katie Couric, membahas bagaimana masa kecil generasi kini “diretas ulang” oleh media sosial. Psikolog dan penulis buku The Anxious Generation, Jonathan Haidt, memaparkan bahwa tingkat kecemasan dan depresi anak meningkat, waktu bermain di luar berkurang, dan interaksi sosial menurun drastis.“Bermain adalah bagian penting dari perkembangan otak,” ujar Haidt. “Ketika anak-anak kehilangan waktu bermain di masa kecil, mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih cemas.”Amy Neville, manajer komunitas The Parents Network yang kehilangan anaknya akibat obat-obatan yang dibeli melalui Snapchat, turut berbagi kisah pilu dan perjuangannya menggugat platform tersebut.Panel ditutup dengan testimoni dari Kirsten, ibu dari Katie, yang mengaku tak menyadari bahwa konten berbahaya bisa “datang sendiri” kepada anaknya tanpa dicari.Kesimpulan dari seluruh acara itu jelas: perlunya tindakan nyata.Seruan untuk regulasi yang lebih kuat, tanggung jawab perusahaan teknologi, serta solidaritas antarorang tua menggema di seluruh ruangan.“Kita bisa dan akan membangun gerakan yang layak bagi semua keluarga dan anak,” kata Meghan menutup malam itu. “Ketika orang tua bersatu, ketika komunitas bergerak bersama, perubahan akan datang. Dan kita sudah mulai melihatnya.”