Serius Garap Potensi Kawasan Mekong, Kementerian Luar Negeri Kembali Gelar Connect Forum

Wait 5 sec.

Plh Direktur Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri RI Lauti Nia Astri. (Ferry/Infomed/Kemlu RI)JAKARTA - Belum terlalu dikenalnya Kawasan Mekong di Indonesia, menjadi tantangan sekaligus peluang untuk memperkenalkan negara-negara di kawasan tersebut ke dalam negeri, sekaligus menggarap potensi yang dimiliki.Berangkat dari itu, Kementerian Luar Negeri RI kembali menggelar Connect Forum yang menyasar negara-negara di Kawasan Mekong, setelah gelaran serupa tahun lalu."Tujuannya untuk memperkenalkan Kawasan Mekong kepada pelaku usaha dan stake holder di Indonesia, dengan pelaku usaha, organisasi dan pemerintah di Kawasan Mekong," jelas Plh Direktur Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri RI Lauti Nia Astri di sela-sela gelaran "The 2nd Indonesia-Mekong Basin Connect Forum: Energy Security Cooperation on the Region" di Kawasan Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten, Kamis 16 Oktober"Selanjutnya untuk memberikan keuntungan ekonomi bagi Indonesia dari hubungan antara Indonesia dengan negara-negara di Kawasan Mekong," tambahnya.Jika pada pertemuan tahun lalu fokusnya pada bidang energi, infrasturktur dan ketahanan pangan. Tahun ini fokus pada energi sejalan dengan ketahanan energi yang dicanangkan pemerintah."Mekong Basin memiliki banyak potensi energi yang bisa dimanfaatkan," kata Lauti.The 2nd Indonesia–Mekong Basin Connect Forum: Energy Security Cooperation in the Region. (VOI/Fauzi)Lebih jauh dijelaskannya, ada tantangan-tantangan yang harus dihadapi terkait dengan Kawasan Mekong. Pertama terkait hubungan. Selama ini Indonesia lebih banyak terhubung dengan Singapura dan Malaysia. Sementara di Kawasan Mekong, hanya Thailand dan Vietnam. Padahal, ada negara-negara lain di kawasan ini, yakni Laos, Myanmar dan Kamboja."Tantangannya, menjangkau kemudian mendekatkan mereka ke Indonesia, kemudian mencari potensi apa yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia," katanya.Tantangan lain yakni menyeimbangkan antara sustainability dengan risiko dan pembiayaan, katanya mengutip Wakil Menteri Luar Negeri RI Arif Havas Oegroseno, katanya.Di sisi lain, negara-negara Mekong juga mengetahui Indonesia memiliki banyak potensi yang bisa dikerjasamakan."Menghubungkan menjadi tantangan. Karena belum banyak yang mengetahui. Jadi kita mencoba merintis untuk menghubungkan antara orang, badan usaha hingga pemerintah antara Indonesia dengan Kawasan Mekong," jelasnya.Kementerian Luar Negeri RI sudah memiliki MoU dengan Mekong River Commission yang lebih banyak pada pembangunan kapasitas dan experiance sharing yang ditandatangani Januari 2024, kata Lauti."Kita ingin ada keuntungan ekonomi yang bisa didapat dari kerja sama dengan negara-negara Mekong, baik dibidang energi, infrastruktur, ketahanan pangan atau pun di bidang lain," tandasnya.Kondisi yang ada saat ini menjadi tantangan sekaligus kesempatan untuk mengenalkan negara-negara Mekong, sekaligus menarik potensi yang dimiliki ke Indonesia."Kita mencoba ini menjadi reguler, flagship Direktorat Asia Tenggara, dengan tema dan potensi yang bisa dikerja samakan antara Indonesia dengan negara-negara Kawasan Mekong," pungkasnya.