PM Palestina Mustafa Sebut Penghentian Perang Tidak Cukup untuk Mengakhiri Penderitaan

Wait 5 sec.

PM Mustafa saat memimpin rapat kabinet. (Sumber: WAFA)JAKARTA - Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa mengatakan mengakhiri perang merupakan langkah fundamental namun tidak cukup, karena itu merupakan fase baru pemulihan kembali Jalur Gaza.Berbicara dalam sidang kabinet mingguan pada Hari Selasa, PM Mustafa mengatakan, mengakhiri perang menandai langkah fundamental menuju pemulihan kehidupan normal bagi rakyat Palestina di Jalur Gaza setelah dua tahun penderitaan yang luar biasa.Namun, Ia menegaskan langkah ini bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari fase baru, fase yang harus mengarah pada pemulihan keamanan, penyatuan institusi nasional di Tepi Barat dan Gaza, serta menghidupkan kembali harapan akan stabilitas."Penghentian perang saja tidak cukup untuk mengakhiri tragedi ini," kata PM Mustafa, dilansir dari WAFA 15 Oktober."Jaminan nyata bagi perdamaian dan keamanan, serta untuk mencegah terulangnya apa yang telah terjadi, terletak pada pemberdayaan pemerintah Palestina untuk sepenuhnya melaksanakan tanggung jawabnya di Jalur Gaza, sebagai bagian dari kewajiban nasionalnya terhadap rakyat kami di mana pun," urainya.Lebih jauh PM Mustafa menekankan, "bantuan, pemulihan, dan pengelolaan Gaza bukanlah keuntungan politik, melainkan tanggung jawab nasional dan kemanusiaan yang mendalam, tanggung jawab yang diemban dan dilaksanakan Pemerintah dengan komitmen penuh."Ia mencatat, penarikan kembali skema pemindahan paksa membutuhkan upaya bersama dengan mitra Arab dan internasional untuk memperkuat keteguhan rakyat Palestina dan memastikan mereka tetap berada di tanah mereka. Hal ini, ujarnya, dapat dicapai dengan mendukung rencana pemulihan dan rekonstruksi Pemerintah Palestina, yang telah meraih konsensus Arab, Islam, dan internasional, sebagaimana ditegaskan kembali oleh Deklarasi New York baru-baru ini."Tantangannya sangat besar, dan tanggung jawabnya besar," ujarnya."Namun, seperti yang ditekankan Presiden Mahmoud Abbas sejak hari pertama agresi genosida, akhir perang ini — dengan segala penderitaan, pengorbanan, dan rasa sakit yang ditimbulkannya — harus mengarah pada solusi politik yang mewujudkan negara Palestina di lapangan," jelas PM Mustafa.Dijelaskannya, pelaksanaan program pemulihan dan rekonstruksi di bawah kondisi yang sulit dan kompleks seperti ini membutuhkan dukungan substansial dari Arab dan internasional, menegaskan kembali peran internasional apa pun harus bersifat suportif dan komplementer, bukan menggantikan peran Palestina.